Liputan6.com, Yogyakarta - Lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta menganggap penyemaian tanaman dengan polybag turut berkontribusi menambah jumlah limbah plastik.
Untuk itu, Shinta Pramudyasiwi bersama dengan empat rekannya Asti Dian Arini, Fitri Handayani, Lailatul Fitriyah, dan Risma Widayati mencoba menawarkan pot organik sebagai solusi penyemaian ramah lingkungan.
Pot berbahan dasar jerami itu dinilai mereka lebih aman dan tidak membuat pencemaran tanah, berbeda dengan polybag dari plastik yang sulit diurai mikroba. "Limbah jerami dipilih karena mengandung selulosa dan lignin," ujar Shinta, Jumat, 30 Juli 2016.
Pertimbangan lain, jerami merupakan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan jumlahnya cukup besar di masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
Ia menjelaskan komponen terbesar penyusun jerami padi adalah selulosa yang dapat membentuk ikatan yang kuat antar molekulnya. Kandungan selulosa yang tinggi tersebut menjadikan jerami berpotensi sebagai bahan baku pembuatan pot biodegradable.
Selain itu, jerami mengandung bahan organik yang berperan penting dalam merekatkan butiran tanah primer menjadi butiran tanah sekunder untuk membentuk agregat tanah yang mantap.
Daun Lamtoro
Pot organik itu, kata dia, juga dicampur dengan tambahan daun lamtoro (Leucaena leucocephala) dan pupuk kandang dari kotoran kambing. Daun lamtoro mengandung tanin, polifenol alami yang selama ini banyak digunakan sebagai bahan perekat tipe eksterior, terutama terdapat pada bagian kulit kayu.
Tanin memiliki sifat antara lain dapat larut dalam air atau alkohol karena tanin banyak mengandung fenol yang memiliki gugus OH, dapat mengikat logam berat, serta adanya zat yang bersifat anti rayap dan jamur.
Sedangkan, pupuk kandang mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K), serta mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah sekaligus gudang makanan bagi tanaman.
Risma Widayati menguraikan cara pembuatan pot organik. Pertama, membuat bubur jerami dengan bahan 3 kilogram jerami yang dicuci dengan air dan dipotong kecil lalu dihaluskan dalam blender.
Selanjutnya, tambahkan akuades secukupnya, 15 gram NaOH, dan kembali dihaluskan dengan blender. "Kemudian tiriskan untuk menghilangkan kandungan airnya," tutur Risma.
Berikutnya, 1,5 ons daun lamtoro yang telah dicuci bersih dibuat bubur dengan menggunakan lumpang. Langkah selanjutnya adalah mencampur bubur jerami sebanyak 1 kg dengan 5 gram kanji, 25 gram daun lamtoro dan 75 gram pupuk kandang kering. Aduk campuran hingga homogen, kemudian cetak adonan pot biodegradable dengan alat cetak.
Advertisement