Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata, Arief Yahya terus mendorong atraksi di Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang) dan sekitarnya untuk terus membuat terobosan yang menarik wisman dan wisnus. Musik adalah bahasa universal yang bisa dijadikan salah satu pemantik buat mempromosikan destinasi wisata. Seperti Jazz di atas awan, dalam rangkaian Dieng Culture Festival 2016, di Kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, 5-7 Agustus 2016.
“Tentu festival ini pasti akan sangat menarik. Ada sensasi alam atau nature, ada culture dengan candi-candi peninggalan purbakala, ada musik atau show. Lengkap, jadi silakan berwisata ke Dieng yang berada di ketinggian di atas 2000 meter itu,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Advertisement
”Kali ini juga akan dibuat lebih berkesan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kita semua bisa menyaksikan penampilan musik dari Kyai Kanjeng beserta Cak Nun. Acara berakhir pada sore agar Anda juga dapat menikmati matahari terbenam di Bukit Skuter yang dapat ditempuh hanya 15 menit dari Desa Dieng Kulon. Pokoknya rentetan yang sangat indah,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Jawa Tengah, Prasetyo Ariwibowo
Prasetyo yang mendampingi Harry Untoro, Staf Ahli Menpar Bidang Kebudayaan di Gedung Sapta Pesona itu juga mengatakan, usai menyaksikan penampilan musik para wisatawan yang akan hadir diajak bersiap menyaksikan pertunjukan Jazz atas awan yang digelar di panggung utama, timur Kompleks Candi Arjuna. Pertunjukan musik di tengah suhu 19-20 derajat celcius itu akan menampilkan sejumlah musisi jazz dari pelosok Tanah Air.
“Dan keesokan harinya, 6 Agustus Anda bisa menikmati matahari terbit di berbagai puncak Dataran Tinggi Dieng. Misalnya Puncak Sikunir, Prau, Pakuwaja atau Pangonan. Disarankan untuk memulai pendakian pukul 02.00-04.00 agar tidak terjebak macet pada saat mendaki. Sangat penuh sensasi,” katanya berpromosi.
Bukan itu saja, masih kata Prasetyo, di hari yang sama setelah melihat matahari terbit, para wisatawan diajak mengikuti acara “Jalan Kaki Kelilingi Kampung” di Dataran Tinggi Dieng, diakhiri penerbangan ribuan balon gas dan minum purwaceng bersama.
”Kami sudah berkoordinasi dengan panitia, rencananya mereka akan menyediakan doorprize untuk peserta jalan kaki keliling kampung. Titik start dan finish adalah Kompleks Gedung Soeharto-Withlam, Dieng,” katanya.
Panitia juga akan mempersiapkan ragam pertunjukan seni yang tersebar di berbagai lokasi, baik di panggung utama maupun panggung khusus budaya. Lokasinya tersebar di Telaga Warna, Kawah Sikidang, maupun lokasi wisata alam lainnya.
”Malam harinya digelar pertunjukan musik akustik, stand up comedy dan penerbangan sekira 5.000 lampion, serta kembang api. Diperkirakan ada 15 ribu letusan kembang api akan menghiasi langit Dieng setelah penerbangan lampion usai, acara akan dibuat semenarik mungkin oleh panitia,” ujarnya.
Prasetyo memaparkan, acara puncak rangkaian ruwat rambut gimbal diselenggarakan pada 7 Agustus 2016. Khusus acara kirab budaya, panitia membuka kesempatan bagi pengunjung yang berminat terlibat ikut kirab budaya sebanyak 80 orang. ”Silakan daftar ke panitia mumpung belum terlambat,” katanya.
Setelah kirab budaya keliling Dieng, masih kata Prasetyo, rangkaian ritual potong rambut selanjutnya adalah Dharmasala. Sejumlah anak berambut gembel akan dicukur rambutnya oleh sejumlah tokoh yang ditunjuk oleh panitia penyelenggara. Ritual ini dipimpin oleh pemimpin spiritual suku Dieng, Mbah Naryono.
Sementara itu, di kompleks candi Arjuna akan ada upacara pemotongan rambut, dipanggung budaya ada pagelaran wayang kulit khusus ritual, dan berbagai pertunjukan seni tradisi di panggung atau lokasi lain yang dapat dinikmati oleh para pengunjung.
”Informasi selanjutnya mengenai Dieng Culture Festival 2016, silahkan kunjungi website www.dieng.id. Itu bisa diakses sekarang juga,” katanya.
(Adv)