Liputan6.com, Bandung - Layanan digital di bidang pendidikan atau disebut education technology (EdTech) di Indonesia dinilai berpotensi tinggi.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat terdapat 88,1 juta atau setara 34,9 persen pengguna aktif internet di Indonesia pada 2014.
Data UNICEF bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, The Berkman Center for Internet and Society, serta Harvard University pada 2014 juga menyebutkan 30 juta anak Indonesia berusia 10-19 tahun, sudah mengakses internet secara reguler.
Menariknya, hampir setengah dari total jumlah pengguna (49 persen) didominasi anak-anak sekolah dan kuliah berusia 18-25 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, Indonesia tercatat memiliki 3 juta guru yang mengajar di 200.000 sekolah dengan total siswa sebanyak 50 juta jiwa pada 2014 lalu.
"Semakin menarik bahwa studi yang melibatkan 400 responden anak tersebut mengungkapkan, salah satu dari tiga alasan utama mengapa mereka mengakses internet yaitu mencari informasi khususnya untuk keperluan sekolah," ujar Inisiator EdTech Indo, Herry Fahrur Rizal kepada Tekno Liputan6.com, Sabtu (30/7/2016).
Untuk itu, Herry bersama koleganya pada Hari Pendidikan Nasional 2015 lalu mendirikan EdTech Indo, sebuah komunitas penggiat platform teknologi pendidikan.
Platform ini beranggotakan berbagai startup pendidikan, antara lain Haruka Edu, Inedu, Eduindo, Digidu, Eztudia, Galedu, Homework Hero, Hits English, dan Youth Manual.
Menurut Herry, potensi lain muncul menyusul keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor (PP) 32 Tahun 2013 sebagai revisi dan pengganti PP Nomor 19 Tahun 2005, yang mana mata pelajaran TIK dan KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) resmi dihapus pada Kurikulum 2013 dengan alasan mengada-ada.
"Kita juga harus ingat ucapan Anies Baswedan (sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) pada 2014 lalu, bahwa jangan buat Indonesia sebagai negara konsumtif. Namun, jadikan Indonesia memiliki peran penting dalam TIK," tegasnya.
Data EdTech Asia Summit 2016 mengungkap jumlah investasi di dunia mencapai US$ 2 miliar. Angka tersebut diproyeksikan terus tumbuh seiring meningkatnya literasi terhadap teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK).
Herry berujar tren peningkatan investasi tersebut dapat terjadi di Indonesia. Pasalnya, banyak variabel yang memungkinkan situasi itu terjadi karena masyarakat mulai melek internet.
"Secara praktis, Indonesia memiliki pelopor startup EdTech di Asia yaitu PesonaEdu. Bisnisnya sudah 30 tahun, bahkan dibeli Profesor Douglas Dean Osheroff (Peraih Nobel Fisika 1996.red) dan sudah buka kantor di Singapura pada awal 2008. Produknya sudah diekspor ke-23 negara dan menjelajah ke-5 benua di dunia," tambahnya.
(Msu/Cas)