Liputan6.com, Jakarta Peneliti Jerman, Lugdunin, telah menemukan bakteri yang dapat menghasilkan antibiotik dan mampu memerangi Superbug (Bakteri kebal antibiotik). Uniknya, bakteri ini ada di hidung manusia.
Lugdunin menilai, antibiotik ini mampu mengobati infeksi pada tikus yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, yang dapat menyebabkan kulit dan infeksi luka, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature.
Advertisement
Ketika para ilmuwan menerapkan antibiotik ini untuk lesi kulit tikus yang telah terinfeksi, mereka mengamati adanya pengurangan luka secara dramatis.
"Infeksi tersebut menjadi semakin resisten terhadap antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati luka, termasuk methicillin atau dikenal sebagai (methicillin-resistant Staphylococcus aureus) MRSA," ujar Lugdunin, seperti diberitakan Time, Sabtu (30/7/2016).
Kendati demikian, ilmuwan lain mengatakan, temuan ini mungkin dapat memerangi lebih strain resisten antibiotik namun bakteri ini ada pada 10 persen manusia dan bisa menyebabkan infeksi.
Dalam penelitian ini memang disebutkan, hanya 6 persen dari 187 pasien rumah sakit mereka yang survei membawa bakteri staphylococcus aureus, dibandingkan dengan sekitar 34 persen dari pasien rumah sakit tanpa bakteri.
Meski temuan ini menggembirakan, namun para ilmuwan masih tidak yakin cara kerja Lugdunin dan pengembangan klinisnya kedepan.