Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mempertahankan harga Bahan Bakar Khusus (BBK) jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan juga Pertalite. Di sisi lain, harga Dexlite turun Rp 300 per liter menjadi Rp 6.450 per liter menyusul cukup positifnya tingkat penerimaan masyarakat akan bahan bakar tersebut. Ketetapan harga tersebut berlaku terhitung mulai pukul 00.00 tanggal 1 Agustus 2016.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan berdasarkan hasil pantauan terhadap perkembangan harga minyak Internasional, serta kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Pertamina memandang pergerakan harga dan kurs yang terjadi tidak signifikan. Dengan demikian, tuturnya, Pertamina memutuskan untuk mempertahankan harga Pertamax Series plus Pertalite.
"Selain pertimbangan fluktuasi harga yang tidak terlalu berpengaruh pada perhitungan keekonomian produk BBK Pertamina, dipertahankannya harga ini juga bentuk dari apresiasi terhadap konsumen yang loyal memanfaatkan produk-produk Pertamina yang konsumsinya terus meningkat," kata Wianda, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/8/2016).
Baca Juga
Advertisement
Sebagai contoh, Harga Pertamax di Jakarta dan sekitarnya bertahan di posisi Rp 7.350 per liter, sedangkan Pertamina Dex di wilayah ini juga tetap di posisi Rp 8.100 per liter. Adapun, di wilayah lainnya, seperti di Jawa Timur kedua jenis bahan bakar tersebut masing-masing dibanderol di Rp 7.450 dan Rp 8.200 per liter.
“Seperti Pertamax dan Pertalite yang pangsa pasarnya kini mencapai 30 persen terhadap seluruh produk bensin Pertamina. Demikian juga untuk Dexlite yang telah mengambil pasar Solar di SPBU yang telah menjual Dexlite sekitar 15 persen,” papar Wianda.
Terkait dengan Dexlite, lanjutnya, Pertamina menurunkan harga bahan bakar yang baru diluncurkan April lalu tersebut sebesar Rp 300 per liter. Dengan demikian, Dexlite di 289 SPBU yang telah menjualnya kini ditetapkan seharga Rp 6.450 per liter dari semula Rp 6.750 per liter.
“Kami sangat bangga dengan penerimaan konsumen terhadap produk-produk baru Pertamina, seperti Pertalite dan Dexlite yang langsung dapat merebut perhatian konsumen sehingga pangsa pasarnya tumbuh signifikan dalam waktu relatif singkat. Realitas ini mendorong Pertamina untuk terus melakukan inovasi-inovasi produk dan pemasaran sehingga dapat memenuhi keinginan konsumen,” tutur Wianda.
Untuk detail informasi perubahan harga dapat dilihat di website resmi Pertamina, yaitu www.pertamina.com. Informasi dan keluhan pelanggan dapat menghubungi contact center Pertamina di pcc@pertamina.com dan atau 1 500 000.
Pertamax Turbo
Selain Pertalite dan Dexlite, Pertamina dijadwalkan dalam waktu dekat meluncurkan Pertamax Turbo. Pertamax Turbo merupakan bahan bakar untuk kendaraan bermesin bensin, hasil pengembangan dari produk Pertamax Plus yang memiliki Research Octane Number minimal 98, serta dilengkapi Ignition Boost Formula (IBF).
Pertamax Turbo diujicoba untuk penggunaan dalam ajang balap Lamborghini Blancpain Supertrofeo European pada awal Januari 2016, di Srikuit Vallelunya, Italia. Keberhasilan tersebut diikuti dengan kerja sama antara Pertamina dan Centro Petroli Roma (CPR) selaku mitra Lamborghini dalam pendistribusian bahan bakar Pertamax Turbo ke sirkuit-sirkuit di seluruh Eropa. Hingga saat ini Pertamax Turbo sudah digunakan di 4 balapan yakni di Monza-Italia, Silverstone – UK, Paul Richard-Perancis, dan Spa Francorchamps - Belgia.
Pertamax Turbo memiliki keunggulan dapat meningkatkan kemudahan kendaraan untuk dikendarai sehingga lincah bermanuver, akselerasi mesin menjadi lebih bagus karena torsi yang dihasilkan lebih tinggi, meningkatkan kecepatan maksimal (top speed) kendaraan, meningkatkan tenaga mesin kendaraan dan menyempurnakan pembakaran bahan bakar pada mesin, sehingga cocok digunakan bagi kendaraan dengan perbandingan kompresi lebih dari 12.
“Digunakannya Pertamax Trubo dalam ajang balap bergengsi di Eropa, semakin membuktikan bahwa Pertamax Turbo telah diakui sebagai bahan bakar dengan performa yang sangat baik dan ramah lingkungan, karena bisa mengurangi emisi gas buang menjadi lebih baik,” tutup Wianda. (Pew/Gdn)