Liputan6.com, Jakarta - Paus Fransiskus mengatakan adalah perbuatan yang salah jika mengidentifikasi Islam dengan kekerasan dan ketidakadilan sosial. Hal tersebut disampaikannya di dalam pesawat kepausan usai kunjungan lima harinya ke Polandia.
"Menurut saya tidak benar bahwa Islam identik dengan kekerasan. Itu tidak benar," ujar Paus Fransiskus seperti dikutip The Guardian, Senin (1/8/2016).
Advertisement
Pernyataan Paus itu muncul menanggapi pertanyaan wartawan terkait dengan peristiwa pembunuhan seorang pastor di Gereja Saint-Etienne-du-Rouvray, Prancis pada 26 Juli lalu. Pastor Fr Jacques Hamel yang berusia 84 tahun tengah memimpin jalannya misa ketika dua pria bersenjata melakukan penyerangan.
Teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas teror keji tersebut.
"Saya pikir di hampir semua agama selalu ada kelompok kecil yang fundamentalis. Bahkan di agama (merujuk pada Katolik) kita pun ada," kata dia.
"Saya tidak suka bicara tentang kekerasan Islam karena setiap hari ketika saya melihat surat kabar, saya melihat kekerasan di sini, di Italia - seseorang membunuh pacarnya, seseorang membunuh ibu mertuanya. Mereka ini dibaptis secara Katolik," jelas pemimpin Takhta Suci Vatikan itu.
Paus menyampaikan, jika ia hendak bicara tentang kekerasan Islam maka ia juga akan bicara tentang kekerasan Katolik.
"Dalam Islam tidak semuanya adalah kekerasan, sama halnya dalam Katolik. Ini seperti salad buah, semua ada di sana," ungkap Paus.
Pada kesempatan yang sama, Paus asal Argentina itu juga menjelaskan penyebab munculnya terorisme.
"Saya tahu berbahaya untuk mengatakan ini tapi terorisme tumbuh di mana tidak ada pilihan lain dan ketika uang menjadi Tuhan, lebih penting dari manusia," tuturnya.
"Itu adalah bentuk pertama dari terorisme. Itu adalah dasar terorisme terhadap seluruh umat manusia," ujar Paus Fransiskus.
Sementara terkait dengan ISIS, dia mengatakan kelompok itu mencitrakan diri mereka dengan kekerasan, namun itu bukan Islam. Paus juga menilai tidak adanya kesempatan bagi kaum muda di Eropa untuk mencapai kesejahteraan ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terorisme.
"Saya bertanya pada diri sendiri ada berapa banyak anak-anak muda kami di Eropa yang meninggalkan cita-cita mereka, tidak memiliki pekerjaan. Kemudian mereka beralih ke obat-obatan, alkohol, bahkan mendaftar ke ISIS," imbuhnya.
Sebelumnya, dalam perjalanannya menuju Polandia untuk menghadiri acara World Youth Day, Paus mengatakan dunia sedang perang, namun bukan agama penyebabnya.
"Sejumlah orang mungkin beranggapan ini adalah perang agama, namun agama sejatinya menginginkan kedamaian. Yang lainlah yang menginginkan perang," tegas dia.
Di Polandia, Paus Fransiskus juga berkunjung ke kamp konsentrasi Nazi Auschwitz di Oswiecim. Setidaknya terdapat 1,1 juta orang tewas di kamp tersebut selama periode 1940-1945.