Liputan6.com, Bali - Sejumlah ekonom dan analis mengharapkan pertemuan Executive's Meeting of Asia Pacific Central Banks (EMEAP) Governor's Meeting 2016 dapat memberikan sinyal bagaimana kebijakan bank sentral menghadapi risiko dan perkembangan ekonomi global. Kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve pun masih menjadi fokus pasar.
Ekonom PT Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menuturkan kalau perkembangan ekonomi global telah berubah. Bila sebelum 2014, pertumbuhan ekonomi global dimotori negara berkembang dan China sehingga berdampak ke harga komoditas. Di saat sama ekonomi negara maju stagnan usaha krisis subprime mortgage.
Kemudian struktur ekonomi global pun berubah pada 2014. Negara-negara berkembang melambat yang didorong perlambatan ekonomi China. "China tumbuh single digit. Commodity boom tidak ada, Brazil alami resesi," kata Leo, seperti ditulis Senin (1/8/2016).
Leo menambahkan, kini motor ekonomi global didorong negara maju. Ekonomi Amerika Serikat (AS) sudah pulih namun Leo mengingatkan pertumbuhan ekonomi negara maju belum akan tumbuh signifikan.
Baca Juga
Advertisement
Leo memandang, hal itu sebagai fokus kebijakan bank sentral apalagi negara maju juga hadapi tekanan fiskal dan inflasi rendah. "Pertumbuhan ekonomi negara maju hanya 2-3 persen. Ini tantangan buat kebijakan terutama bank sentral. Mulai ada dinamika lagi masuk sekarang monetary divergence sekarang tidak sama terutama di negara maju," jelas dia.
Ia pun menuturkan, pasar juga akan melihat bagaimana kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve ke depan. Hal itu menjadi tantangan bank sentral negara berkembang menghadapi situasi kenaikan suku bunga the Fed dan juga memacu pertumbuhan ekonomi.
Hal senada dikatakan Kepala Riset PT NH Korindo Securities Reza Priyambada. Ia menuturkan ekonomi global sedang menuju pemulihan. Karena itu butuh peran bank sentral di setiap negara untuk mewujudkan pemulihan ekonomi global.
"Lewat pertemuan ini ingin tahu bagaimana para bank sentral mengambil kebijakannya. Kami tunggu bagaimana kebijakan tiga bank sentral antara lain normalisasi suku bunga the Fed, bank sentral Jepang kucurkan stimulus moneter mekanismenya seperti, dan bank sentral Tiongkok," jelas Reza.
Sedangkan Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, pihaknya juga memperhatikan kebijakan bank sentral India. "Komentar dari gubernur bank sentral India Raghuram Rajan mewakili bank sentral India," kata dia.(Ahm/Nrm)