Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan di awal pekan ini. Penguatan IHSG dipicu dari laporan inflasi BPS.
Pada penutupan perdagangan saham Senin (1/8/2016), IHSG menguat 2,79 persen atau 145,58 poin ke level 5.361,57. Indeks saham LQ45 juga menguat 3,72 persen ke level 892,84.
Advertisement
Ada sebanyak 210 saham menghijau sehingga membuat IHSG mampu naik pada penutupan perdagangan. Sedangkan 122 saham melemah dan membuat IHSG tertekan. 88 saham lainnya diam di tempat.
Pada Senin pekan ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi 5.368,25 dan indeks saham terendah 5.279,58.
Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai pada awal pekan ini. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 352.626 kali dengan volume perdagangan 7,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 9,7 triliun.
Investor asing mencatatkan aksi beli sekitar Rp 1,8 triliun. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual bersih senilai Rp 1,8 triliun
Secara sektoral, seluruh sektor saham kompak menghijau yang dipimpin oleh saham infrastruktur yang naik 4,37 persen, disusul saham manufaktur yang naik 3,27 persen dan saham barang konsumsi yang juga merangkak 3,34 persen.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar antara lain saham KARW naik 34,53 persen ke level Rp 187 per saham, saham POOL menanjak 24,91 persen ke level Rp 3.360 per saham, dan saham FISH naik 24,73 persen ke level Rp 1.740 per saham.
Sedangkan saham-saham merosot antara lain saham JECC turun 10 persen ke level Rp 3.150 per saham, saham AKPI melemah 9,89 persen ke level Rp 820 per saham, dan saham BKSW merosot 9,85 persen ke level Rp 366 per saham.
Ekonom PT Bank Permata Tbk Joshua Pardede menuturkan sentimen internal dan eksternal mempengaruhi laju penguatan IHSG. Dari eksternal, pelaku pasar merespons positif bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga.
"Pernyataan the Fed dovish. Selain itu stimulus Jepang lebih rendah sekitar 80 triliun yen per tahun. Kenaikan ETF, tapi lebih banyak sentimen positif ke yen, implikasi global ke domestik," ujar Joshua, Senin (1/8/2016).
Lebih lanjut ia menuturkan, data inflasi Juli 2016 di bawah harapan pelaku pasar juga mengejutkan. Hal ini berdampak positif ke laju IHSG.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juli 2016 tercatat 0,69 persen. Tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari-Juli) 2016 tercatat 1,76 persen. Tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Juli 2016 terhadap Juli 2015) sebesar 3,21 persen.
Sementara komponen inti mengalami inflasi 0,34 persen. Kemudian tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun 3,49 persen. "Dari internal data inflasi," kata dia.