Ekonom Kaget Inflasi Juli di Luar Ekspektasi Pasar

Momen Lebaran biasanya mendorong inflasi mencapai sekitar 1 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Agu 2016, 17:07 WIB
Ilustrasi Inflasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Nusa Dua - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juli 2016 tercatat mencapai 0,69 persen. Angka inflasi ini dinilai cukup mengejutkan lantaran secara historis inflasi Juli tinggi karena ada momen puasa dan Lebaran.

Ekonom PT Bank Permata Tbk Joshua Pardede menuturkan, momen Lebaran biasanya mendorong inflasi sekitar 1 persen. Namun selama dua tahun ini, Joshua melihat kalau konsumsi tak meningkat saat Lebaran sehingga berdampak ke inflasi.

Berbeda, ia melihat bahan makanan dan transportasi memberikan kontribusi ke inflasi Juli 2016.
"Cukup surprise. Angkanya di luar ekspektasi pasar," kata Joshua saat ditemui pada acara seminar Bank Indonesia-Federal Reserve Bank of New York Joint International Seminar, Nusa Dua, Bali, Senin (1/8/2016).

Ia menilai, pemerintah dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) mampu menekan harga bahan pokok dan transportasi sehingga positif ke inflasi. Dengan melihat kondisi itu, inflasi diperkirakan masih di bawah lima persen hingga akhir 2016. Ini pun sesuai prediksi Bank Indonesia, inflasi di kisaran 3-5 persen.

Joshua memperkirakan, inflasi terkendali itu membuat peluang Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan jadi lebih besar.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juli 2016 tercatat sebesar 0,69 persen. Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari-Juli) 2016 tercatat 1,76 persen.

Tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Juli 2016 terhadap Juli 2015) sebesar 3,21 persen. Sementara komponen inti mengalami inflasi 0,34 persen. Kemudian tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun 3,49 persen.(Ahm/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya