Mengharukan, Ibu dan Anak Berjumpa Setelah Puluhan Tahun Pisah

Si anak terharu melihat kondisi ibunya.

oleh Dewi Divianta diperbarui 01 Agu 2016, 20:00 WIB
Ibu anak berjumpa setelah puluhan tahun pisah (Liputan6.com / Dewi Divianta)

Liputan6.com, Jembrana - Suasana mengharukan merebak di kediaman Dadong (nenek) Wayan Wineng (100 tahun) di Lingkungan Kebon, Kelurahan Baler Bale Agung, Negara, Jembrana, Bali, Senin sore tadi. Dadong Wineng akhirnya bertemu dengan anak semata wayangnya, yakni Ni Wayan Nepen (75), yang sudah hampir 100 tahun tak bertemu.

Ketika Wayan Nepen menginjakkan kaki di halaman rumah ibunya, tampak raut muka penuh kesedihan yang mendalam di wajahnya. Wayan Nepen menjumpai ibunya tengah terbaring lemah di tempat tidurnya dan memeluknya sambil menangis.

Dengan berurai air mata, Wayan Nepen minta maaf kepada ibunya karena ia tidak pernah mengunjunginya hingga dirinya memiliki satu anak dan delapan cucu. Pertemuan ini difasilitasi Komunitas Relawan Jembrana (KRJ).

"Saya sudah puluhan tahun tidak pernah menemui ibu, bahkan jujur saya sudah lupa kalau ibu saya masih hidup," kata Nepen lirih saat ditemui di rumah Dadong Wineng, Negara, Jembrana, Bali, Senin (1/8/2016).

Nepen mengaku sangat terpukul saat melihat langsung kondisi orang tua yang melahirkannya itu. "Saya merasa sangat bersalah dan berdosa tidak pernah menemui meme' (ibu) saya. Apalagi pas ketemu pas meme' sudah kritis," ucapnya sambil berlinang air mata.

Dia mengatakan tidak pernah mengunjungi Dadong Wineng. Keterbatasan ekonomi membuat dirinya tega melupakan ibunya tersebut. Nepen yang tinggal di Berangbang, masih di daerah Kabupaten Jembrana itu, termasuk keluarga dengan ekonomi lemah.

Sementara itu, sejak Dadong Wineng menderita kanker kulit sepuluh tahun lalu, kondisinya makin kritis. Dari penuturan kerabat yang selama ini merawatnya sejak empat hari lalu, Dadong Wineng tidak mau makan dan kedua matanya kini sudah tidak bisa terbuka.

Tak hanya itu, luka akibat kanker kulit basah di wajahnya makin menganga dengan tubuh makin kurus dan jika dipanggil sudah tidak bereaksi. Bahkan, kakinya sudah kaku dan dingin bahkan tampak terlipat serta susah untuk diluruskan.

Beruntung Dadong Wineng masih memiliki kerabat dan tetangga yang selalu perhatian terhadap keadaannya. Dengan bergotong royong mereka merawat Dadong Wineng dengan sangat telaten.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya