Harga Minyak Turun Tahan Laju Pasar Saham Global

Harga minyak mentah AS susut hingga 15 persen pada bulan Juli, kerugian bulanan terburuk dalam setahun.

oleh Nurmayanti diperbarui 02 Agu 2016, 05:00 WIB
Harga minyak mentah acuan AS turun 7,7 persen menjadi US$ 52,53 per barel dipicu sentimen krisis penyelesaian utang Yunani.

Liputan6.com, New York - Harga minyak jatuh di tengah kekhawatiran membanjirnya pasokan, yang berimbas ke penurunan saham energi dan memberikan jeda bagi harga ekuitas global, yang telah reli ke posisi tertinggi dalam hampir satu tahun.

Sementara nilai tukar dolar AS pulih terhadap sekeranjang mata uang utama setelah mengalami pekan terburuk dalam tiga bulan.

Melansir laman Reuters, Selasa (2/8/2016), harga minyak Brent menetap di posisi US$ 1,39, atau 3,19 persen menjadi US$ 42,14 per barel. Sementara minyak mentah AS turun US$ 1,54 atau 3,70 persen ke US$ 40,06 per barel.

Harga minyak mentah AS susut hingga 15 persen pada bulan Juli, kerugian bulanan terburuk dalam setahun. Ini memicu likuidasi perdagangan dimulai pada Agustus. Harga minyak mentah AS turun di bawah US$ 40 per barel untuk pertama kalinya sejak April.

"Ini stop-loss selling teknis dikombinasikan dengan likuidasi semata-mata oleh orang-orang yang takut minyak AS kembali dibanjiri stok," kata Phil Davis, Pedagang di PSW Investasi yang berlokasi di San Diego, California.

Saham energi harus menyerah dan harga ekuitas global menyusut sedikit setelah naik ke posisi tertinggi dalam hampir satu tahun. Indeks MSCI yang melacak saham di 45 negara, turun 0,11 persen.

Indeks S & P 500 dan Dow sedikit lebih rendah pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta), seiring penurunan harga minyak yang menyeret saham energi jatuh. sementara saham Apple dan Alphabet membantu mengangkat indeks Nasdaq.

Dow Jones industrial average turun 27,46 poin atau 0,15 persen menjadi 18.404,78 poin. Sementara indeks S & P 500 kehilangan 2,83 poin atau 0,13 persen ke posisi 2170,77.

Sedangkan indeks Nasdaq Composite bertambah 22,07 poin atau 0,43 persen menjadi 5.184,20 poin. Nasdaq ditutup pada level tertinggi sejak 21 Juli 2015.

"Data ekonomi tercatat cukup baik sampai minggu lalu. Tapi usai keluarnya angka PDB, kita melihat lubang pada argumen jika paruh kedua tahun ini akan menjadi lebih baik," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar Wunderlich Securities di New York.

Adapun pertumbuhan produk domestik bruto pada kuartal kedua AS tercatat di bawah ekspektasi, yang memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin tidak akan menarik pelatuk untuk  menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Sementara data aktivitas manufaktur AS terlihat melambat pada bulan Juli, seiring penurunan belanja konstruksi turun pada Juni.

Dalam perdagangan mata uang, indeks dolar rebound, dibantu keuntungan terhadap yen, setelah Bank of Japan melonggarkan kebijakan kurang agresifnya.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,23 persen menjadi 95,746.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya