Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) berencana mengurangi ekspansi di sektor alat berat tahun ini. Pasalnya, sektor ini mengalami pelemahan terkena dampak penurunan kinerja perusahaan pertambangan.
Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto mengatakan, pada tahun ini perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 14 triliun. Angka tersebut naik dibanding tahun lalu sebesar Rp 10 triliun.
Advertisement
Belanja modal untuk alat berat akan dikurangi menjadi sekitar Rp 3 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 6 triliun.
"Ada perlambatan, capex PT United Tractors Tbk (UNTR) yang biasanya Rp 5 triliun sampai Rp 6 triliun, peak-nya Rp 7 triliun. Mungkin jadi Rp 3 triliun. Beda konsentrasi saja," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (2/7/2016).
Namun begitu dia mengatakan, capex di sektor lain akan dipertahankan atau bahkan dinaikkan porsinya. Misalnya, untuk insfrastruktur, logistik, dan properti perseroan mengalokasikan belanja modal 38 persen dari total capex.
"Kalau dilihat, kita breakdown ada turun ada yang naik. Sebagai contoh infrastruktur, logistik, dan properti. Tiga divisi menyumbang 38 persen dari Rp 14 triliun," kata dia.
Dia mengatakan, perseroan tetap mempertahankan ekspansi di sektor otomotif. "Otomotif tulang punggung Astra dan memang secara kapasitas produksi cukup. Tidak capex lain kecuali mobil baru. Kapasitas produksi Daihatsu 530 ribu, Toyota 250 ribu, roda dua 5,8 juta sudah terpenuhi. Konsentrasinya yang berubah," jelas dia.
Sebagaimana diketahui, ASII mencatatkan laba sebesar Rp 7,11 triliun pada semester I 2016 atau turun dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 8,05 triliun. Sektor alat berat mengalami penurunan laba yang signifikan yakni 45 persen dari Rp 2,04 triliun menjadi Rp 1,21 triliun.