Liputan6.com, New York - Dalam sejarah kekuasaan, kita lazim mendengar atau membaca tentang para penguasa yang berada di tampuk kekuasaan untuk waktu yang sangat lama atau bahkan terlalu lama.
Namun demikian, ternyata ada juga beberapa penguasa yang hanya sempat 'mencicipi' sejenak kursi kekuasaannya. Bukan hanya dalam hitungan bulan, ada juga raja di masa lalu yang berkuasa hanya beberapa menit saja.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari ListServe pada Selasa (2/8/2016), berikut ini adalah 10 penguasa yang berkuasa dalam masa yang singkat:
1. Tsar Peter III, Rusia (185 Hari)
Sempat menjadi penguasa Rusia dari 5 Januari hingga 9 Juli 1762, tsar yang tidak populer ini tidak fasih berbahasa Rusia dan mendesak kebijakan-kebijakan pro-Rusia.
Istrinya, Ratu Sophie kelahiran Jerman, kemudian memimpin kudeta sehingga Peter III dipaksa turun tahta.
Ia merebut takhta sebagai Catherine II, dikenal juga sebagai Catherine Agung. Pernikahan mereka hampa cinta dan seks, jadi tidak heran kalau sang permaisuri kemudian mengakhirinya walaupun dengan cara yang sepertinya kurang elok.
Peter dipenjara di bentekng Ropsha. Di sana, ia dibunuh secara keji oleh beberapa pria yang setia kepada Gregory Orlov, pria yang ingin menikahi wanita penguasa baru Kekaisaran Rusia.
Peter dibunuh supaya Catherine dapat menikah lagi, karena, berdasarkan aturan pada masa itu, suami yang masih hidup --bahkan jika sedang terasing atau dipenjara -- mencegah seorang wanita untuk menikah lagi.
2. Isaac II Angelos, Kekaisaran Bizantium (179 Hari)
Kaisar Isaac pernah dua kali menjadi penguasa Kekaisaran Bizantium. Kekuasaan pertama berlangsung dari 1185 hingga 1195, namun demikian takhta berikutya hanya berlangsung 179 hari, dari 1 Agustus 1203 hingga kira-kira 27 Januari 1204.
Pertama kali, ia didepak oleh saudara lelakinya, yang merebut takhta dan mengangkat diri sebagai Alexios III. Isaac dibuat buta dan dipenjara. Ia tak terdengar lagi dalam hingar bingar Konstantinopel selama 8 tahun sebelum akhirnya dibebaskan lagi pada Perang Salib ke empat.
Oleh pasukan Perang Salib, Isaac diangkat lagi menjadi raja bersama dengan putranya, Alexios IV. Tapi keduanya gagal memenuhi kewajiban dan kehilangan dukungan.
Isaac kemudian digeser lagi menantu laki Alexios III dan dijerumuskan lagi ke penjara bersama dengan putranya. Isaac diduga meninggal karena kaget mendengar putranya dicekik hingga tewas ketika mereka sedang dipenjara.
Presiden Jadi Raja, Lalu Jadi Presiden
3. Kaisar Yuan Shikai, China (101 Hari)
Segera setelah Revolusi Xinhai yang menjatuhkan Kaisar Puyi dari tahta pada 1912, dibentuklah kekaisaran baru di bawah Kaisar Yuan Shikai. Ia adalah seorang jendral yang berperan sebagai Presiden Agung Provinsi kedua di Republik China.
Tapi Shikai ingin melakukan konsolidasi kekuasaan dan mendirikan lagi monarki China sehingga ditentang banyak pihak. Rencana upacara pelantikan ditunda, digembosi, dan kemudian dibubarkan.
Ia mengembalikan China sebagai republik. Dengan demikian, dialah Kaisar China dengan kekuasaan tersingkat dalam sejarah bangsa itu, mulai dari 12 Desember 1915 hingga 22 Maret 2916. Shikai melanjutkan peran sebagai presiden, tapi ia meninggal hanya beberapa saat sesudah mengambil peran tersebut.
Tindakannya menghambat tujuan-tujuan pendirian republik China selama bertahun-tahun karena saling sikut yang diakibatkan oleh ulahnya mendirikan lagi kekaisaran. Mungkin dialah satu-satunya kaisar yang sekaligus didahului dan dilanjutkan kekuasaannya oleh seorang presiden, yaitu dirinya sendiri.
4. Kaisar Pertinax, Romawi (86 hari)
Publius Helvius Pertinax bertahta dari 1 Januari hingga 28 Maret 193, pada masa hiruk pikuk yang dikenal sebagai “Tahun Lima Kaisar”. Ia adalah yang pertama naik takhta setelah pembunuhan Commodus. Pertinax mencoba melakukan reformasi kekaisaranya tapi hampir semua upayanya gagal.
Namun demikian, ia sempat membebaskan para tawanan dari masa penguasa sebelumnya dan menghapus pembatasan dalam bidang pertanian. Keputusannya untuk melakukan perubahan dalam Pengawal Praetoria ikut andil dalam kejatuhannya karena Pengawal itulah yang sebenarnya membunuh Commodus.
Karena marah dengan tindakan Pertinax, para anggota Pengawal menyerbu istana kekaisaran dan memukuli sang kaisar hingga meninggal dunia. Mereka kemudian mengiris kepalanya dan menancapkannya pada ujung sebatang tombak yang kemudian diarak di jalan-jalan menuju markas Praetoria.
5. Raja Frederick Charles, Finlandia (66 Hari)
Selama 66 hari, dari 9 Oktober hingga 14 Desember 1918, Frederick Charles Louis Constantine dari Hesse terpilih sebagai raja Finlandia sebelum kemudian menolak takhtanya. Ada anggapan tidak menyenangkan ketika monarki kelahiran Jerman berkuasa di atas Finlandia, padahal Perang Agung baru saja usai.
Federick sepakat dan kemudian mengembalikan takhtanya setelah King Wilhelm I dari Jerman juga menyerahkan kekuasaannya. Dengan demikian, berakhirlah monarki Jerman. Frederick tidak pernah tiba di Finlandia untuk menduduki posisinya walau telah mendapatkan gelarnya sebagai raja hingga 2 bulan sebelum akhirnya ia mengundurkan diri.
Kerajaan Finlandia hanya berumur 2 tahun sebelum Finlandia akhirnya menerima Konstitusi Republik pada 1919. Frederick adalah satu-satunya monarki sebelum meleburnya ke dalam pemerintahan yang langgeng hingga sekarang.
6. Kaisar Didius Julianus, Romawi (65 Hari)
Setelah pembunuhan Pertinax pada 28 Maret 193, para Pengawal Praetoria yang membunuhnya melelang kursi kekuasaan kepada penawar tertinggi.
Ada dua orang yang mengajukan tawaran, tapi Didius Julianus lah pemenangnya dengan menjanjikan 25.000 sesterces bagi setiap anggota Pengawal Praetoria. Secara keseluruhan, nilainya setara dengan 200 juta sesterces atau 50 denari. Sulit membayangkan nilainya di masa kini, tapi rata-rata seorang pekerja atau prajurit kekaisaran meraih 1 denari tiap hari.
Karena takut kepada militer, Senat kemudian menyatakan Julianus sebagai kaisar, tapi hanya sebentar. Ia didepak dan dihukum mati oleh penerusnya pada 1 Juni 193, hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan.
Advertisement
Pemimpin Anti Tembakau
7. Paus Urban VII (12 Hari)
Dengan masa tahta dari 15 hingga 27 September 1590, Paus Urban VII adalah Paus dengan masa takhta yang paling pendek dalam sejarah Katolik setelah dicoretnya Stephen II dari daftar Paus. Tahta Stephen II yang hanya selama 3 hari dianggap tidak sah.
Paus Urban VII turun dari kepausan secara agak normal karena terjangkit penyakit malaria. Walau singkat, ia tercatat dalam sejarah kepausan karena menetapkan larangan merokok dan tembakau pada 1590.
Ia mengancam pengasingan bagi penganut Katolik manapun yang “menggunakan tembakau di lorong atau dalam gereja, entah dengan cara dikunyah, dihisap dengan pipa, atau dihirup dalam bentuk bubuk melalui hidung.”
Larangan tembakau itu bukan karena alasan kesehatan, tapi karena ia muak dengan bau tembakau di dalam dan di sekitar gereja.
8. Kaisar Duc Duc, Vietnam (3 Hari)
Kaisar Duc Duc digeser dan dibunuh oleh orang yang sama setelah berkuasa selama 3 hari di Vietnam pada Juli 1883.
Saat penobatannya, ia melakukan beberapa kebejatan dan dianggap melanggar aturan perkabungan terkait dengan kematian ayahnya yang merupakan penguasa sebelumnya. Pengadilan Vietnam segera memutuskan bahwa ia dihukum mati dengan cara diracun.
Sebenarnya ada kemungkinan ia digeser karena alasan politik dan dibiarkan mati dalam tahanan, tapi penyebab kematiannya tidak diketahui secara pasti. Yang jelas, ia dipandang sebagai penguasa boneka kaki tangan kolonial Prancis.
Kekacauan merebak selam sekitar 1 dekade setelah pemerintahannya selama 3 hari tersebut hingga akhirnya monarki yang stabil didirikan oleh salah seorang putranya.
9. Kaisar Mo, China (2 Jam)
Kaisar Mo dari Jin, yang nama sebenarnya Wanyan Chenglin, adalah kaisar dengan kekuasaan tersingkat dalam sejarah China. Pada 9 Februari 1234 a dibunuh sesaat setelah penobatannya, saat pasukan Mongol menyerbu China.
Hari itu, ia menemui Kaisar Aizong, pendahulunya, yang bersikeras agar Chenglin menerima jabatan sebagai kaisar. Segera sesudah pertemuan, selagi pendudukan kota Caizhou, tembok-tembok kota bobol.
Kaisar Aizong bunuh diri agar tidak tertangkap dan membiarkan penggantinya mengambil jabatan. Chenglin menjadi pemimpin dinasti Jin hanya selama 2 jam.
Ia memimpin pasukannya dan mempertahankan kota hingga akhirnya terbunuh dalam pertempuran yang menandai akhir dinasti Jin dan mulai keuasaan Yuan dari Mongol di utara China.
10. Raja Lousi XIX, Prancis (20 Menit)
Pada 2 Agustus 1830, Louis Antoine secara teknis adalah raja Prancis selama 20 menit sebelum ia kemudian setuju untuk membubarkan takhtanya.
Hak-hak suksesi yang ada berarti ia menjadi raja setelah ayahnya menandatangani kertas-kertas pembubaran saat Revolusi Juli pada 1830.
Pada saat Louis Antoine menimbang-nimbang untuk menandatangani dokumen, ia mendengarkan argumen istrinya agar tidak menandatangani dan bertahan sebagai raja dalam monarki yang sangat tidak populer. Tapi ia kemudian menandatanganinya.
Walaupun Louis Antoine tidak pernah benar-benar berkuasa atas Prancis, beberapa pengikutnya tidak pernah mengakui pembubaran takhta sebagai hal yang legal sehingga tetap menganggap ayahnya, Charles X, dan juga Louis, sebagai raja-raja Prancis sesungguhnya hingga mereka wafat.