Liputan6.com, Jakarta Masa remaja adalah masa pertumbuhan dan perubahan. Pada masa ini juga diketahui tanda-tanda pertama dari kondisi kesehatan mental tertentu, seperti skizofrenia dan gangguan bipolar dapat muncul. Studi baru menunjukkan perubahan otak yang terjadi pada remaja membantu menjelaskan periode waktu yang kritis atas kesehatan mental seseorang.
Pemindaian dengan MRI (magnetic resonance imaging) pada otak remaja mengungkapkan bahwa daerah otak yang memiliki kaitan kuat dengan gen skizofrenia memiliki risiko paling cepat berkembang. Daerah ini berfungsi mengontrol komunikasi daerah otak satu dengan yang lainnya. Sehingga ketika terjadi sesuatu yang salah, implikasinya bisa meluas.
Advertisement
Studi yang diterbitkan dalam Prosiding Jurnal Online dari National Academy of Sciences, menemukan bahwa wilayah luar otak, yang dikenal sebagai korteks, ukurannya menyusut dan menjadi lebih tipis selama masa remaja. Proses ini menyebabkan peningkatan kadar myelin, selubung yang penuh dengan lapisan serat saraf dan memungkinkan mereka berkomunikasi secara efektif. Peningkatan myelin ini terjadi di area otak yang berfungsi sebagai konektor utama antara daerah yang berbeda di seluruh jaringan otak.
"Masa remaja bisa menjadi masa transisi yang sulit dan kita biasanya melihat tanda-tanda pertama dari gangguan kesehatan mental, seperti skizofrenia dan depresi," tutur Ed Bullmore, kepala dan profesor psikiatri di Cambridge, seperti dilansir Medical Daily, Selasa (2/8/2016).
Penelitian ini merupakan salah satu penyelidikan yang paling rinci pada otak para remaja, dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) untuk mempelajari struktur otak hampir 300 remaja berusia 14-24 tahun. Tujuannya untuk membandingkan struktur otak remaja dari berbagai usia. Pemindaian dengan MRI ini kemudian dibandingkan dengan Allen Otak Atlas, alat yang memetakan daerah otak dengan ekspresi gen.
"Wilayah ini penting karena mengontrol komunikasi wilayah otak yang satu dengan lainnya. Jadi, tak terlalu mengejutkan ketika sesuatu hal terjadi di satu bagian otak akan mempengaruhi bagaimana kerja otak kita," kata Bullmore.
Harapan tim temuan ini akan membantu munculnya penelitian lanjutan mengenai kesehatan mental dan otak orang muda, hingga diagnosis yang lebih baik dan upaya pengobatan kesehatan mental.