RI-Malaysia Bentuk Pusat Pasar Modal Syariah

Pertumbuhan industri syariah dua kali lebih besar dibanding pertumbuhan produk konvensional.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Agu 2016, 15:40 WIB
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia Berhad menjalin kerjasama pembentukan pusat pasar modal syariah dunia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia Berhad menjalin kerja sama pembentukan pusat pasar modal syariah dunia. Dengan perjanjian tersebut, Indonesia dan Malaysia akan menjadi referensi investor dunia mencari produk-produk syariah.

Kerja sama ini ditunjukkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama BEI Tito Sulistio dengan Direktur Utama Bursa Malaysia Berhad, Dato' Tajuddin Bin Atan di acara World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di JCC, Jakarta, Selasa (2/8/2016).

Tito mengungkapkan kerja sama ini didasari potensi kedua negara untuk mendorong ekonomi syariah di dunia. Indonesia, merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Sementara Malaysia adalah penguasa pasar produk syariah raksasa di dunia. Untuk diketahui, kapitalisasi pasar bursa Malaysia saat ini US$ 420 miliar, Indonesia US$ 440 miliar.

"Kita sepakat duduk bersama, bukan hanya membangun pusat studi tapi akan jadi referensi untuk produk sekuritas syariah di dunia. Jadi kerjasamanya pengembangan produk pasar modal syariah," ujar Tito.

Menurutnya, Indonesia dan Malaysia tengah membicarakan bentuk dari pengembangan produk, mulai dari pembangunan pusat studi dan target ambisius mendirikan bursa khusus syariah dunia. Sebab Tito bilang, pertumbuhan industri syariah dua kali lebih besar dibanding pertumbuhan produk konvensional.

"Contoh produknya murni produk sukuk, tapi kan sekarang belum ada referensi di dunia. Mau tanya siapa coba, jadi kita mau kembangkan karena potensi nilainya sangat besar. Orang-orang sekarang butuh produk yang bisa meningkatkan rohani," jelasnya.

Dia menjelaskan, ada beberapa kendala teknis pengembangan produk pasar modal syariah. Pertama, prinsip jual beli produk terganjal ketentuan pajak sehingga menaikkan biaya. Targetnya, tahun depan sudah berjalan. Dalam waktu enam bulan diharapkan Tito akan keluar produk pasar modal berbasis syariah.

"Kalau bisa jalan, akan jadi referensi dunia. Indonesia bisa jadi hub buat orang yang ingin beli sukuk atau produk pasar modal syariah. Dan ini untuk pertama kalinya," papar Tito. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya