Liputan6.com, Jakarta - Model Anggita Sari buka suara terkait testimoni terpidana mati Freddy Budiman kepada Koordinator Kontras Haris Azhar. Mantan kekasih Freddy Budiman itu memberikan lima kesaksiannya.
1. Freddy Budiman Dapat Akses Istimewa
Anggita Sari menganggap cerita tentang dugaan oknum pejabat tinggi di Indonesia yang diungkapkan terpidana mati Freddy Budiman kepada Haris Azhar tidak dibuat-buat.
Baca Juga
Advertisement
Anggita mengaku menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri dan merasakan keadaan Freddy ketika ditahan di Lapas Cipinang, Jakarta Timur. Baik kondisi sel, kendaraan, kemudahan transaksi narkoba, hingga jam jenguk pun tidak dipersulit.
"Saya tidak meragukan (cerita itu). Saya kan kenal Mas Freddy. Ya saya cuman minta masyarakat bisa melihat terang, kenapa Mas Freddy kok diistimewakan sekali? Bagaimana Mas Freddy di Cipinang, terus Mas Freddy itu masih bisa saja (transaksi)," kata Anggita kepada Liputan6.com.
2. Freddy Budiman Dijemput Pesawat Jet
Tak seperti kehidupan narapidana lainnya, menurut Anggita, Freddy semasa di sel justru terlihat nyaman bak tamu VIP. Tak terlihat sama sekali gestur Freddy yang tertekan. Setiap pemindahan atau penjemputan dirinya pun, sambung Anggita, selalu dibawa dengan pesawat khusus.
"Ya bagaimana enggak bingung, padahal semua kan tahu kerjaan Mas Freddy tidak baik. Tapi itu dijemput naik jet terus di dalam (Cipinang) masih bisa saja (transaksi narkoba). Saya enggak jenguk Mas Freddy pas dipindah ke Nusakambangan saja," ujar Anggita.
Selanjutnya
3. Hubungan Freddy dengan Pejabat Tinggi
Dalam curhatan Freddy Budiman kepada Haris Azhar, terungkap adanya permainan dengan aparat terkait peredaran narkoba yang dilakoni Freddy. Anggita Sari pun mengaku mengetahui adanya hubungan Freddy dengan para aparat itu.
"Saya tahunya waktu di Cipinang. Mas Freddy setiap saya telepon atau pas lagi kunjungan kan saya hubungi dulu tuh. Nah, sering juga dia bilang, 'Saya lagi rapat sama hmmmhhhh... jadi tunggu ya' dia bergumam gitu dan saya sudah nangkap apa maksudnya. Orang penting itu," ujar Anggita.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menegaskan pihaknya akan mengkaji secara mendalam informasi dari Anggita, mengingat sudah sekitar dua tahun lalu informasi itu diperoleh pihak Polri. Yang jelas, tutur Boy, proses pengkajian sudah mustahil dilakukan kepada Freddy Budiman yang sudah dipidana mati pada Jumat 29 Juli 2016 lalu.
"Kita tahu itu peristiwa sudah diperoleh 2 tahun lalu. Kemudian yang kedua, kalau kita mau konfirmasi ke Pak Freddy, Pak Freddy-nya sudah tidak ada. Jadi kita menghadapi kondisi seperti itu," ucap Boy di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Advertisement
Selanjutnya
4. Narkoba Jenis Baru Freddy Budiman
Berdasarkan cerita Anggita, walaupun sudah tahu tindakannya merupakan kejahatan kelas kakap tapi Freddy Budiman tak kunjung berhenti beraksi. Malah yang lebih miris, Freddy menambah daftar kejahatannya dengan meracik narkoba jenis baru.
"Memang sudah bertahun-tahun lamanya Freddy diberikan ketok palu (vonis) hukuman mati tapi malah tidak jera. Malah membuat narkoba jenis baru dan lainnya, itu menurut saya memang sudah keterlaluan," ujar Anggita.
Dengan hukuman mati ini, Anggita merasa tak akan mengubah kenyataan Freddy yang tidak jera dengan perbuatannya.
"Walau memang tindakan dia (Freddy) salah, saya pribadi tidak setuju adanya hukuman mati kepada siapa pun. Opini saya bukan hanya untuk Freddy, tapi untuk semua. Karena menurut saya, yang bisa menentukan kematian hanya Tuhan," ucap Anggita.
5. Freddy Budiman Tobat
Beberapa tahun lalu, Freddy Budiman pernah dikabarkan menjadi mualaf pasca-divonis mati. Sejak saat itulah, Anggita mengatakan sang gembong narkoba tersebut menjadi sosok yang lebih beriman dan taat beribadah.
"Dia dari yang saya tahu 4 tahun lalu, tidak pernah meninggalkan salat 5 waktu. Dia sadar sepenuhnya apa yang dia lakukan tidak baik," ucap Anggita Sari.
Selain itu, tutur Anggita, saat Freddy Budiman kembali tertangkap basah terlibat dalam jaringan narkoba kelas internasional 2011 lalu, di sisa-sisa usianya ia terkesan ingin terus berbuat kebaikan kepada orang banyak.
"Dari dia sudah divonis mati itu buat dia makin merasa, ya sudahlah karena bisnis, apalagi yang harus dia kerjakan. Kata-kata, 'yang penting berbuat baik walau bisnis saya haram', juga sering keluar dari dia kok," pungkas Anggita Sari. (Winda Priscillia)