Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menganugerahkan gelar Perekayasa Utama Kehormatan Tahun 2016 untuk Bidang Teknologi Maritim kepada Dwisuryo Indroyono Soesilo.
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan, Indroyono merupakan salah satu putra terbaik bangsa ini. Ia dinilai sebagai tokoh yang banyak berperan sebagai perekayasa melalui kegiatan riset pengembangan dan inovasi di bidang maritim.
"Yang jadi pertimbangan majelis rekayasa untuk memberikan sebagai kehormatan 2016. Dianggap sebagai tokoh mendorong kemaritiman untuk pengembangan teknologi maritim," jelas Unggul di Gedung BPPT Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Baca Juga
Advertisement
Indroyono termasuk inisiator dalam pembentukan Rencana Aksi Daerah Mengenai Pemancingan yang Bertanggung Jawab, melibatkan 10 negara di kawasan Asean serta Australia (2007) dan pernah memimpin pengelolaan konservasi sumber daya kelautan dari APEC Working Group pada 2006-2008. Dan menjadi Ketua Delegasi Indonesia dalam konferensi, baik di tingkat regional maupun internasional.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Honorary Advisor (Penasehat Menteri) Kementerian Pariwisata ini pun sempat mengawasi satu Proyek Studi Pemberantasan Praktek lUU Fishing di Laut Arafura pada 2008.
Ia juga pernah menjadi delegasi Indonesia dalam Inisiatif UNEP-PBB Karbon Biru Dana FAO, Sekretaris di Eksekutif World Ocean Conference 2009 yang menghasilkan Deklarasi Kelautan Manado, dan sebagai penggerak utama dalam pembentukan Coral Triangle Initiative pada 2007.
Karir mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Republik Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, dari Oktober 2014 hingga Agustus 2015 tersebut dinilai cemerlang di tingkat internasional.
Ini juga yang membuat Indroyono menyandang jabatan Direktur Sumber Daya Perikanan dan Aquakultur FAO (Director of the Fisheries and Aquaculture Resources Use and Conservation Division, FAO), salah satu anak organisasi dari PBB di tahun 2012.
Indroyono kala itu mewakili Indonesia dan negara ASEAN bersaing dengan empat kandidat lain yang berasal dari Austria, Brasil, Iran, dan Irak untuk mengikuti pemilihan Direktur Jenderal FAO (Food and Argiculture Organization) periode 2012-2015 yang berlangsung di Roma pada 25 Juni 2 Juli 2011.
Menurut Indroyono, gelar yang diraihnya harus dipertanggungjawabkan, dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan Indonesia.
"Setelah melanglang buana dari kementerian dan lembaga, akhirnya saya terima gelar terhormat. Gelar saya terima harus saya pertanggungjawabkan," tutup Indroyono.(Pew/Nrm)