Liputan6.com, Makassar - Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar membebaskan biaya kuliah bagi para penghapal Alquran yang mendaftar dan lolos masuk perguruan tinggi tersebut.
Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan, Nuraeni Gani MM mengatakan beasiswa bagi penghapal Alquran itu berlaku untuk mahasiswa dari seluruh jurusan yang ada di kampus tersebut.
"Kami sudah melaksanakan atau menyiapkan beasiswa khusus ini selama lima tahun terakhir. Kami bersyukur masih banyak yang bisa mendapatkan karena memang memiliki hafalan," ujar Nuraeni di Makassar, dilansir Antara, Rabu (3/8/2016).
Ia menjelaskan, untuk beasiswa bagi penghapal Alquran itu terbagi dalam tiga tingkatan berdasarkan jumlah hafalan. Bagi mahasiswa yang memiliki hafalan 1-10 juz akan dibebaskan biaya kuliahnya selama dua semester.
Selanjutnya, bagi penghapal sebanyak 11-20 juz akan dibebaskan sebanyak empat semester. Terakhir bagi penghapal 21 hingga 30 juz akan dibebaskan selama delapan semester atau hingga lulus kuliah.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengetahui jumlah hapalan dari setiap mahasiswa, kata dia, pihaknya telah menyiapkan tim penguji yang tentunya memiliki hapalan tinggi.
"Pada penerimaan mahasiswa tahun lalu, kita memberikan sebanyak 10 beasiswa kepada para penghapal di sejumlah kategori. Kami memang memberikan sesuatu yang spesial karena memiliki kemampuan," kata Nuraeni.
Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Musafir Pababari MS tidak menampik jika program studi (prodi) Islam di kampus yang dipimpinnya selama proses penerimaan mahasiswa baru sepi peminat. Prodi Islam yang dimaksud, yakni Pengembangan Masyarakat (30 orang), Ilmu Akidah (24 orang), Perbandingan Mashab (23 orang) dan Perbandingan Agama (11 orang).
"Memang Prodi Islam saat ini termasuk non-favorit dari calon mahasiswa yang mendaftar di UIN Alauddin Makassar," ucap Musafir.
Mengenai kondisi yang terjadi khususnya terhadap minat calon mahasiswa memilih prodi keislaman, dirinya mengakui memang cukup wajar. Ia berpendapat kurangnya peminat karena belakangan ini masyarakat, khususnya para orangtua dan calon mahasiswa, telah beralih dan berpikiran pragmatis.