Kipas Istimewa Penyerap Bau Kandang Ayam

Selain menyerap bau, kipas istimewa itu juga bisa mengubah bau kotoran ayam jadi pupuk cair.

oleh Zainul Arifin diperbarui 04 Agu 2016, 08:05 WIB
Pencipta kipas istimewa penyerap bau kandang ayam berfoto di depan alat ciptaannya. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang – Peternakan ayam selama ini selalu menimbulkan masalah bau tak sedap bagi warga yang tinggal di sekitarnya. Berangkat dari masalah itu, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur berinovasi menghasilkan alat penyerap bau di kandang ayam.

Alat yang diberi nama Safari OS-002 ini karya dari Ashva Afkarina dan empat orang rekannya mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UB. Dengan teknologi ini, bau di kandang ayam tak akan tercium warga di dekatnya.

"Alat ini menangkap gas amonia dan hidrogen sulfida di udara yang dihasilkan limbah kotoran ayam di kandang," kata Ashva di Malang, Selasa, 2 Agustus 2016.

Safari OS-002 terdiri dari blower yang terhubung ke paralon atau pipa berukuran 5 desimeter setinggi 2,5 meter. Pipa itu juga terhubung ke pompa air listrik kecil dan di ujung lain, ada boks plastik penampung air sebanyak 18 liter.

Cara kerjanya, blower menghisap udara dari dalam kandang ayam. Udara itu meluncur ke pipa yang di dalamnya sudah diisi batu ziolit sebanyak empat kilogram. Batu ini berfungsi untuk merekatkan gas amonia yang dihasilkan kotoran ayam. Amonia yang menempel di ziolit selanjutnya berubah menjadi cairan asam nitrat dan ditampung dalam boks berisi air.

"Air yang tercampur cairan nitrat itu aman, sekaligus bisa difungsikan sebagai pupuk cair untuk menyiram tanaman," ucap Ashva yang duduk di semester VII ini.

Safari OS-002 atau penghisap bau kotoran ayam ini telah diuji selama beberapa bulan di kandang ayam berukuran 10 x 5 meter yang berisi seribu ekor ayam. Hasilnya, amonia di udara di sekitar kandang ayam hanya sekitar 0,77 ppm, di bawah ambang batas gas amonia yang berlaku.

"Kalau penggunaan blower di peternakan ayam umumnya hanya memindahkan bau ke lingkungan lain agar tak terkonsentrasi di peternakan. Dengan alat kami, bisa menekan amonia di udara, lingkungan sekitar tetap aman," papar Ashva.

Masa kerja ideal Safari OS-002 adalah 25 hari. Jika sudah melewati masa itu, cukup dibersihkan dengan cara mengeluarkan batu ziolit dan membakarnya di api dengan suhu 100 – 300 derajat selama beberapa menit sebelum digunakan kembali.

Safari OS-002 memang masih menggunakan listrik, tapi daya yang dibutuhkan hanya sekitar 250 watt. Jika menggunakan alat penghisap bau umumnya, seperti exhaust fan, membutuhkan 1.200 watt. Inovasi mahasiswa ini juga menelan biaya cukup murah, sekitar Rp 1,8 juta dan terus disempurnakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya