Liputan6.com, Bandung - Pemkot Bandung menginisiasi Indonesia Smart City Forum pada 2-3 September 2016 mendatang.
Asep Cucu, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Pemkot Bandung mengatakan, gelaran ini merupakan tindak lanjut pembentukan Asia Afrika Smart City Forum pada peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 tahun lalu. Tak hanya itu, gelaran ini ditujukan sebagai bentuk perayaan ulang tahun kota Bandung dengan berusaha berkontribusi kepada negeri.
"Kami akan undang seluruh bupati dan wali kota di seluruh Indonesia. Khusus di Jawa Barat, kami akan hadirkan bupati dan walikota, kami akan berbagi cara menyejahterakan masyarakat berbasis teknologi informasi komunikasi," ujar Asep kepada Tekno Liputan6.com dalam Malam Sosialisasi Indonesia Smart City Forum at Bandung di Pendopo Kota Bandung, Selasa (2/8/2016).
Bertemakan Identifikasi Tantangan dan Solusi Membangun Kota Cerdas untuk Hari Esok Lebih Baik, Indonesia Smart City Forum berisikan lima acara inti yakni Gala Dinner dengan lebih dari 100 wali kota/bupati; penandatangan nota kerja sama antarpemda; Bandung Smart City Forum 2016; pameran; dan malam penghargaan. Kegiatan ini rencananya akan dibuka wakil presiden Jusuf Kalla.
Asep melanjutkan, berbeda dengan gelaran sejenisnya yang kini tengah marak bertemakan serupa, gelaran ini kelak akan lebih mengedepankan sisi implementasinya.
Materi yang dibahas antara lain Membangun Infrastruktur Kota Cerdas dengan pengisi Hermanto Dardak (mantan Wakil Menteri Pekerjaan Umum) dan Indra Utoyo (Direktur TI Telkom), serta Perencanaan Kota Cerdas dengan pembicara Mira Tayyiba (Bappenas) dan Ismail (Direktur Telekomunikasi Depkominfo).
Baca Juga
Advertisement
Di sesi lain, kata Asep, gelaran ini akan membahas smart mobility (perencanaan dan implementasi transportasi kota cerdas), smart utility (pengaturan utilitas kota, seperti energi dan air minum kota), dan public participation (partisipasi masyarakat dalam perwujudan kota cerdas).
Wali kota Bandung Ridwan Kamil menuturkan, kegiatan tersebut bukan sekadar keren-kerenan. Sebab, teknologi informasi komunikasi (TIK) pada hari ini adalah kebutuhan, bukan lagi status sosial.
"Saya contohkan, dalam survei ekonomi Pemkot Bandung beberapa waktu lalu, televisi sudah bukan indikator kesejahteraan. Ponsel juga bukan parameter sosial. Banyak warga saya mengeluh kurang makan, tapi update terus di media sosial, jadi (ponsel, red.) ini bagian hidup, bukan keren-kerenan," ujar pria yang akrab disapa Emil tersebut menambahkan.
Menurut Emil, Indonesia Smart City Forum akan kian menyamakan persepsi, terutama antarkepala daerah. Sebab, saat ini implementasinya cenderung berbeda antara satu dengan lainnya, meski eksekusinya sama.
"Spirit kami adalah Bandung sebagai ibu kota solidaritas, seperti ketika Konferensi Asia Afrika pada 1955. Kami ingin menjadi influencer pembangunan bagi daerah lainnya dan saya akan jadi juru marketingnya. Mari keroyokan bersama agar Indonesia bisa dikenal sebagai negara maju berkat solidaritasnya," tutur Emil melanjutkan.
Di sisi lain, kata Emil, warga Indonesia kerap kesulitan punya panggung dalam memperlihatkan dan mengelaborasi kemampuannya. Padahal, mereka mampu sekalipun di tingkat global.
"Saat saya jadi kepala firma arsitektur di Hongkong, kepada big boss saya di Amerika, saya ajukan kawan saya sebagai ganti ketika saya ingin kembali ke Indonesia. Kawan saya mampu, bahkan sekarang jadi big boss. Padahal dulu pas sama-sama kuliah sama sulitnya. Makan sehari-hari mie instan pakai telur," tutup Emil.
(Msu/Why)