Menhan Minta Keluarga Korban Penculikan Abu Sayyaf Sabar

Ryamizard menegaskan pemerintah tidak akan memberikan uang tebusan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 04 Agu 2016, 02:38 WIB
Menhan Ryamizard Ryacudu saat menghadiri Rapim Kemhan RI Tahun 2016, Jakarta, Selasa (12/1/2016). Rapat membahas tentang meningkatkan sistem pertahanan negara dan kemandirian industri pertahanan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak begitu percaya dengan kabar salah satu WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf menelepon keluarga dan menyatakan sedang sakit. Dalam kondisi ini, sangat riskan bila kelompok radikal itu memperbolehkan sandera berkomunikasi.

"Kan begini, tawanan sana kan banyak, kita kan relatif lebih damai. Kemudian saya rasa, dari mana dia bisa telepon?" kata Ryamizard di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 3 Agustus 2016.

Para sandera diperbolehkan menelepon keluarga bukan tanpa imbalan. Kabarnya, Abu Sayyaf sengaja memperbolehkan akses komunikasi agar pemerintah Indonesia berpikir kembali untuk memberikan uang tebusan.

Namun, Ryamizard menegaskan pemerintah tidak akan memberikan uang tebusan. Pemerintah masih memegang komitmen dari Pemerintah Filipina yang berjanji akan menyelesaikan masalah ini.

"Biarkan saja proses, Filipina enggak main-main loh. 11 ribu pasukan untuk mengepung itu, sudah puluhan yang mati, kemudian potensi di sekitar sana yang dulu mendukung Abu Sayyaf, sekarang setelah pemilu ini kan berbalik mendukung pemerintah. Ini suatu yang baik untuk masyarakat sana," jelas Mantan KSAD ini.

Ryamizard bisa memahami kondisi kekhawatiran yang dirasakan keluarga. Tapi, yang bisa dilakukan keluarga saat ini hanya berdoa dan bersabar. Mereka harus yakin pemerintah akan berupaya keras membebaskan para sandera.

"Kalau khawatir khawatir lah, mau apalagi? Bersabar. Membebaskan sandera itu kan tidak gampang, yang lain harus tahunan, kita mudah-mudahan enggak gitu lah, dua bulan tiga bulan lah paling," kata dia.

Patroli Laut Bersama

Ryamizard Ryakudu menyatakan 3 negara, Indonesia, Malaysia, dan Filipina sudah mulai mengimplementasikan kesepakatan dalam kerja sama pengamanan wilayah laut di Perairan Sulu. Untuk patroli bersama di kawasan laut sudah dimulai.

"Itu kan bagaimana pertama-pertama, pengamanan kawasan, kawasan di Indonesia, Filipina, Malaysia dan sekitarnya. Pengamanan itu kan ada di laut, yang di laut sudah mulai," kata Ryamizard.

Kesepakatan itu merupakan hasil pertemuan antara Menteri Pertahanan dari ketiga negara. Pertemuan yang dilaksanakan di Bali itu akhirnya menemui titik temu untuk kerja sama pengaman bersama.

Dia mengatakan, setelah operasi bersama di zona laut, kini ketiga negara sedang merancang untuk operasi dan latihan bersama di wilayah darat. "Nah di darat ini baru kita buat perencanaan mudah-mudahan dalam waktu dekat selesai," imbuh purnawirawan jenderal bintang 4 itu.

Ryamizard berharap, rancangan ini tidak memakan waktu lama. Sehingga latihan gabungan dan operasi bersama di wilayah darat dapat segera dilaksanakan. "Setelah selesai, baru kita lakukan latihan-latihan di darat maupun operasional di darat," pungkas Ryamizard.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya