Jauh-Jauh ke Italia Demi Selamatkan Tiga Dara

Restorasi film Tiga Dara meliputi 150 ribu frame yang dipindai di Italia.

oleh Fajarina Nurin diperbarui 04 Agu 2016, 14:00 WIB
Restorasi film Tiga Dara meliputi 150 ribu frame yang dipindai di Italia.

Liputan6.com, Jakarta Film Tiga Dara, salah satu film legendaris Indonesia yang pertama kali rilis tahun 1956, akan kembali diputar di bioskop pada 11 Agustus mendatang. Ini adalah sebuah pencapaian tersendiri karena sebelumnya kondisi film Tiga Dara mengalami kerusakan serius. 

Pemutaran kembali film karya Bapak Perfilman Nasional Usmar Ismail ini berhasil dilakukan setelah melakukan proses restorasi yang panjang dan berat. 

 

Perbandingan restorasi film Tiga Dara. Sebelah kiri adalah kualitas film yang hasil restorasi.

Awalnya, restorasi film akan dilakukan oleh EYE Museum, Amsterdam, Belanda, namun tertunda lantaran krisis ekonomi Eropa. Proyek ini lantas diambil alih oleh pihak SA Films, yang bekerja sama dengan laboratorium L'immagine Ritrivata di Bologna, Italia. Di Italia, dilakukan proses restorasi fisik seluloid film dengan melibatkan dua warga negara Indonesia. Salah satunya adalah Lintang Gitomartoyo, seorang ahli restorasi fisik.

"Repair-nya dua tahap, pertama inspeksi dan yang kedua repair itu sendiri. Ada 38 reel total yang harus saya cek kondisinya. Saya catat, rekam," ujar Lintang saat konferensi pers film Tiga Dara di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016).

Kondisi fisik seluloid film yang telah usang membuat Lintang dan tim harus memperbaiki kerusakan secara detail. Ini memakan waktu delapan bulan pengerjaan.

Setelah restorasi fisik dilakukan, restorasi audio dapat dimulai. Selanjutnya, dilakukan restorasi digital untuk memperbaiki kualitas gambar, yang hasilnya akan ditayangkan pada 11 Agustus mendatang. 

 

Cuplikan adegan Tiga Dara karya Usmar Ismail (1956)

Taufiq Margaban, perwakilan dari PT Render Digital Indonesia yang mengerjakan restorasi digital Tiga Dara, menggambarkan kerumitan proses ini. "Film ini totalnya 150 ribu frame, hampir dua jam. Tiap frame di-scan di Italia. Format 4K file itu ukurannya 53 megabyte per frame. Jadi, total 12 terrabyte," Taufiq menjelaskan.

Besarnya jumlah frame yang harus dikerjakan membuat Taufiq dan tim harus menghabiskan waktu selama enam bulan untuk menyelesaikan restorasi tersebut. "Tiap frame ada kerusakan. Kerjaan saya kayak bersih-bersih foto pakai Photoshop, tapi ini 150 ribu frame. Butuh stamina, harus kuat lihat gambar terus-menerus," ujar Taufiq.

 

Cuplikan adegan Tiga Dara karya Usmar Ismail (1956)

Hasil restorasi tersebut dimaksudkan untuk melestarikan salah satu budaya bangsa Indonesia. Film Tiga Dara bercerita tentang kisah percintaan tiga saudara perempuan yang terus menerus dicarikan jodoh oleh sang nenek. (Rin/Rtn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya