Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) mendeteksi 72 jaringan narkoba internasional yang mengintai Indonesia. Jaringan ini berasal dari berbagai negara seperti Cina, India, Singapura, Malaysia, Iran, dan lainnya.
"Jaringan kita yang sudah dideteksi 72. Kegiatan mereka tetap kita ikuti. Ada dari Cina, India, Singapura, Malaysia, semua ada," ungkap Kepala BNN Komjen Budi Waseso di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (4/8/2016).
Advertisement
Menurut dia, jaringan internasional sedang mencari daerah pengedaran baru lantaran kartel Kolombia terpecah. Mereka mengintai negara-negara di Asia, termasuk Indonesia untuk dijadikan pasar peredaran narkotika.
"Kartel Kolombia pecah. Salah satunya mereka kembangkan eksistensi di Asia, termasuk di Indonesia," ujar pria yang akrab disapa Buwas itu.
Dia memastikan tidak ada wilayah di Indonesia yang benar-benar bersih dari pasar gelap narkotika. Terlebih, posisi geografis Indonesia sangat memungkinkan untuk memasukkan barang haram tersebut.
"Tidak ada satu wilayah di Indonesia yang clear dari narkotika. Kenapa? Karena posisi kita perairan," jelas Buwas.
Mantan Kabareskrim itu memperkirakan narkoba akan terus memasuki wilayah nusantara. Kendati, BNN memastikan akan mencari dan mengungkap berbagai kasus narkoba jaringan internasional ini.
"Itu hasil dari monitor alat kita atau deteksi atau dari pembicaraan kita. Sebenarnya barang yang di Indonesia jumlahnya ton-tonan. Cuma posisinya di mana kita lagi cari. Barang ini masuk terus ke negara kita tanpa diketahui karena luasnya wilayah kita, kekuatan personel kita, kepedulian masyarakat," Buwas menandaskan.