Liputan6.com, Jakarta Harga minyak ditutup naik lebih dari 2 persen pada hari Kamis setelah penurunan persediaan di pusat pengiriman minyak mentah berjangka AS.
Minyak acuan ini merangkak dari pasar, setelah turun lebih dari 20 persen dari kenaikan Juni pada beberapa hari belakangan dipicu kebanyakan produksi dan banyaknya pasokan minyak mentah.
Advertisement
Harga minyak telah naik turun sepanjang pagi, tapi bergerak ke level tinggi pada tengah hari
Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) berjangka ditutup 2,69 persen lebih tinggi, atau US$ 1,10, pada US$ 41,93 per barel.
Minyak mentah berjangka internasional Brent diperdagangkan pada US$ 44,25 per barel, naik US$ 1,15. atau 2,67 persen.
"Dengan pengujian WTI US$ 40 akhir-akhir ini dan tanpa mengikuti melalui penjualan, posisi pendek keuntungan pemesanan kemungkinan dan kita bisa melihat berbagai harga terikat setelah ini," kata Chris Jarvis, analis di Manajemen Risiko Caprock di Frederick, Maryland dilansir dari CNBC, Jumat (5/8/2016).
Itu adalah hari kedua berturut-turut dari keuntungan untuk minyak mentah berjangka dari posisi terendah April di bawah $ 40.
Pada hari Kamis, perusahaan Pasar intelijen Genscape melaporkan bahwa stok di pengiriman hub Cushing, Oklahoma untuk minyak mentah berjangka AS jatuh 89.071 barel selama seminggu sampai 2 Agustus, pedagang yang melihat data tersebut. Laporan Genscape datang setelah data pemerintah AS pada hari Rabu menunjukkan penurunan 1,1 juta barel pada hub Cushing dalam seminggu untuk 29 Juli.