Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II-2016 sebesar 5,18 persen. Penopangnya karena peningkatan konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, dan investasi sebagai penambal kinerja ekspor impor yang masih terkontraksi.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,18 persen di kuartal II ini, dan secara kumulatif di semester I sebesar 5,04 persen," ujar Kepala BPS, Suryamin di kantor BPS, Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Baca Juga
Advertisement
Berikut sumber-sumber pertumbuhan ekonomi 5,18 persen di kuartal II ini, antara lain :
1. Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi Produksi :
- Industri pengolahan bertumbuh 20,48 persen
- Industri pertanian, kehutanan, dan perikanan 14,32 persen
- Industri perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor 13,26 persen
- Industri jasa keuangan dan asuransi 13,51 persen
- Industri informasi dan komunikasi 8,47 persen
- Jasa lainnya 7,88 persen
2. Menurut Pengeluaran :
- Konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan 5,04 persen atau lebih tinggi dibanding kuartal II-2015 sebesar 4,97 persen. Karena peningkatan penjualan di rumah makan, transportasi, hotel, komunikasi, serta adanya gaji ke-13 dan 14 sehingga meningkatkan konsumsi masyarakat
- Konsumsi lembaga non profit rumah tangga (LNPRT) tumbuh 6,72 persen karena kegiatan berskala nasional, seperti Mukernas, Rakernas, serta Kongres berbagai partai politik dan ormas
- Konsumsi pemerintah meningkat signifikan dari kuartal II tahun lalu 2,61 persen menjadi 6,28 persen. Karena tingginya kenaikan realisasi belanja barang pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), jadi hasil dorongan serapan anggaran sudah terlihat
- Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi meningkat menjadi 5,06 persen dari periode yang sama lalu sebesar 3,88 persen. Sebagai dampak dari pengeluaran pemerintah untuk belanja modal infrastruktur, termasuk realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada kuartal II sebesar Rp 151,6 triliun atau naik 3,5 persen (q to q) dan 12,3 persen (y on y). Serta investasi UMKM.
- Ekspor masih terkontraksi dengan pertumbuhan negatif 2,73 persen terutama dipicu pelemahan ekspor barang nonmigas akibat perlambatan ekonomi negara tujuan ekspor, serta penurunan harga komoditas ekspor Indonesia di pasar internasional
- Impor terkontraksi dengan pertumbuhan negatif 3,01 persen meskipun membaik dari sebelumnya negatif 6,97 persen. Terjadi karena seiring permintaan domestik yang masih belum meningkat signifikan dan depresiasi Rupiah.(Fik/Nrm)