Bos ISIS di Sinai Tewas di 'Tangan' Militer Mesir

Serangan udara menargetkan ISIS itu dilakukan di dekat kota El-Arish di bagian utara Sinai.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Agu 2016, 11:20 WIB
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Sinai - Militer Mesir mengatakan telah menewaskan bos atau pemimpin kelompok ISIS di Sinai. Tak hanya itu, mereka juga mengklaim sudah memberangus puluhan anggotanya.

Dalam pernyataannya, militer Mesir juga menyebutkan bahwa Abu Duaa al-Ansari tewas dalam sebuah rangkaian serangan udara terhadap para anggota militan ISIS di Provinsi Sinai -- atau Ansar Beit al-Maqdis.

Serangan udara itu menargetkan wilayah yang dikuasai kelompok militan di dekat kota El-Arish di bagian utara Sinai.

"Serangan menyebabkan 45 teroris tewas, puluhan lainnya terluka dan sejumlah senjata dimusnahkan," kata militer Mesir seperti dikutip dari BBC, Jumat (5/8/2016).

Brigjen Mohammed Samir mengatakan dalam unggahan di Facebook bahwa Ansari tewas dalam sebuah operasi yang dikendalikan oleh informasi "intelijen yang akurat". Namun tulisan itu tidak mengatakan kapan operasi dilakukan.

Sejauh ini kelompok militan yang telah aktif di Semenanjung Sinai sejak 2011, belum mengeluarkan komentar terkait pernyataan militer. Kelompok pemberontak di Provinsi Sinai merupakan yang paling aktif di Mesir. Mereka kerap terkait dengan serangan mematikan di Sinai dan Kairo.

Ancaman Video Propaganda

Militan Islam meningkat di Mesir sejak militer menggulingkan Presiden Mohammed Morsi dari Ikhwanul Muslimin pada 2013 lalu.

Survei terbaru yang dilakukan oleh situs berita Al-Araby al-Jadid yang berbasis di London menyebutkan, kelompok militan telah melakukan lebih dari 31 serangan di seluruh wilayah Sinai hanya dalam dua pekan pada Maret 2016.

Kelompok ini juga produktif dalam membuat video propaganda.

Rabu 3 Agustus lalu, sebuah video yang disebut berasal dari kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Sinai dilaporkan mengeluarkan ancaman langsung - yang jarang disampaikan - ke Israel. Militan tersebut mengatakan akan membalas dendam terhadap negara tersebut dengan menyebut. "Bayar dengan harga mahal," kata kelompok tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya