Liputan6.com, Jakarta Olimpiade 2016 Rio de Janeiro yang akan dibuka sore ini telah menjadi perbincangan hangat di kalangan pencinta olahraga sejak lama. Uniknya, begitu kostum defile atau parade yang akan digunakan para atlet kontingen Indonesia diluncurkan pada Jumat (15/7/2016), Olimpiade ini mendadak sontak menjadi sorotan tajam para pengamat mode Indonesia. Mengapa?
Baca Juga
Advertisement
Seragam kontingen Indonesia memadukan bentuk jas dan motif batik dengan warna dasar putih yang dikombinasi warna merah untuk lambang Garuda dan parang.
Menurut Raja Sapta Oktohari, seragam ini mencerminkan Indonesia sebagai negara yang besar dan memiliki kekayaan budaya.
Lantas, apa yang menjadi mengagetkan para pengamat mode Indonesia tentang seragam ini?
Banyak pengamat mode Indonesia sangat menyayangkan model dari seragam defile yang akan dipertontonkan sore ini pada pukul 15.00 sampai dengan 22.00 WIB. Salah satunya adalah Khairiyyah Sari, seorang style consultant, yang berhasil diwawancarai oleh tim liputan6.com pada Jumat (5/8/2016).
"Sedih ya, prihatin lihatnya. Satu hal yang perlu dipertanyakan adalah atas dasar apa dan mengapa Prima Suci Ariani dipercayakan untuk membuat seragam tim Indonesia. Padahal, kan, kita punya desainer-desainer lain yang mungkin lebih berpengalaman," ujar Sari, panggilan akrab Khairiyyah Sari.
Selain menyayangkan hal ini, Sari juga membandingkan seragam kontingen Indonesia dengan negara lainnya, seperti Amerika Serikat yang dirancang oleh Ralph Lauren, Prancis oleh Lacoste, dan Swedia oleh H&M.
"Sebenarnya kalau kayak gini, kasihan kedua belah pihak, para atlet maupun si desainer. Para atlet ini kan akan membawa muka Indonesia di hadapan dunia dengan seragam itu, sedangkan lihat dong negara lainnya kerennya kayak gimana. Beban Prima Suci memang sangat berat," kata Sari.
Melihat hal ini, Khairiyyah Sari berharap agar pemerintah lebih memperhatikan perkembangan industri fashion di Indonesia.
"Intinya, apa pun yang berhubungan dengan negara harusnya dipikirin bener-bener, deh, yang serius. Mungkin lain kali bisa mengembangkan ekonomi kreatif Indonesia juga. Misalnya siapa pun deh para desainer berhak mengumpulkan ide desain mereka untuk seragam ini, lalu dikurasi. Lebih masuk akal, kan?" kata Sari di akhir wawancara dengan tim liputan6.com.
Penyesalan ini tidak hanya datang dari Sari, beberapa masyarakat lainnya juga sangat menyayangkan hal ini. Dengan adanya asosiasi perancang busana yang menaungi para desainer terbaik tanah air, mengapa membawa nama Indonesia dalam balutan jas dengan model seperti ini?