Liputan6.com, Jakarta Kehamilan adalah anugerah terbesar yang terjadi pada kaum wanita. Setiap proses dalam sebuah kehamilan menjadi suatu hal yang menakjubkan.
Semua gejala-gejala yang muncul dan dirasakan wanita saat kehamilan, baik itu secara psikis atau mental (stres saat hamil) pada akhirnya berbuah manis dan tak terbayarkan oleh apa pun ketika sang buah hati lahir.
Advertisement
Pada umumnya stres atau tekanan yang mendera ibu hamil adalah hal yang normal, sepanjang tingkat tekanan tersebut tidak terlalu tinggi.
Mengapa stres pada wanita hamil dikatakan wajar? Karena selama fase kehamilan metabolisme tubuh wanita hamil mendapat perubahan signifikan yang disebabkan fase masa kehamilan dan tubuh berusaha beradaptasi secara alami dengan perubahan tersebut.
Meski begitu, apa yang dirasakan sang ibu, akan berpengaruh pada si jabang bayi. Sehingga kalau wanita hamil stres, bayi yang berada di dalam perut pun akan mengikutinya.
"Di trisemester satu, ciri-ciri janin stres masih sulit diketahui. Setelah memasuki trisemester dua dan tiga, sudah diketahui dari frekuensi denyut jantung, juga gerakan bayi. Dapat dideteksi juga melalui USG, CTG, dan kurva pertumbuhan janin," kata DR. dr. Taufik Jamaan, SpOG, di acara talk show bersama Sweety Gold, di Jakarta, baru-baru ini.
Untuk itu, DR. dr. Taufik Jamaan SpOG menyarankan agar wanita hamil harus berpikir positif, menjaga pola asupan makan, olahraga, dan relaksasi yang membuatnya senang sehingga bisa mengurangi stres.
Dengan mengelola tingkat stres pada wanita hamil, bayi pun akan baik hingga waktunya muncul di dunia.