Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR Oesman Sapta melihat dari dekat hasil kerajinan kain tenun Sambas yang dipamerkan Dekranasda Kabupaten Sambas dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Sambas, Jumat 5 Agustus 2016. Oesman Sapta mengagumi kain tenun Sambas.
Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Sambas, Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta mendatangi Dekranasda Kabupaten Sambas untuk melihat dari dekat hasil kerajinan kain tenun Sambas. Ketika tiba di Dekranasda Kabupaten Sambas, Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta mendapat kalungan kain tenun Sambas.
Advertisement
Oso, panggilan akrab Oesman sapta ini kemudian melihat kain tenun yang dipamerkan dan berdialog dengan pengrajin kain. Berikut kutipan dialognya:
Oso : Berapa lama untuk menyelesaikan satu kain?
Pengrajin : Tergantung kerumitan motifnya. Kalau rumit dua bulan baru selesai.
Oso : Berapa harganya?
Pengrajin : Kalau motifnya sederhana sekitar 700 sampai 900 ribu. Kalau motifnya rumit sekitar 1,2 juta.
Oso menyarankan agar harga kain tenun dinaikkan dengan kesepakatan para pengrajin. Sementara itu, menurut pengrajin sulit untuk menaikkan harga karena konsumen mencari harga yang murah dengan kualitas yang baik. Di Kabupaten Sambas terdapat sekitar 250 orang pengrajin kain Sambas.
Menurut Oso, kain songket atau tenun pertama di Kalimantan Barat adalah kain tenun Sambas. "Kain Sambas sudah dikenal bangsa kita. Barulah muncul kain-kain yang lain," katanya kepada media.
Oso mengungkapkan pembuatan kain tenun memerlukan proses yang lama. "Satu kain tenun Sambas paling cepat bisa selesai dalam waktu dua bulan. Sampai sekarang kain tenun Sambas bisa bertahan," ujarnya.
Oso berharap Dekranasda Kabupaten Sambas bisa mempopulerkan kain tradisional ini. "Kalau bisa dalam event-event tertentu kain ini dipakai wanita Sambas. Lantas pemasarannya bisa melalui perdagangan," imbuhnya. Setelah melihat-lihat, Oso memborong kain tenun Sambas. Dia menunjuk kain tenun yang dipamerkan untuk dibeli.
(*)