Liputan6.com, Surabaya - Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Jawa Timur, Wisnu Candi Abdi Kusumo berhasil mengembangkan aplikasi pencarian masjid untuk telepon pintar atau smartphone. Cara pemakaiannya hampir mirip dengan permainan Pokemon Go.
Ini merupakan aplikasi berbasis sistem navigasi satelit atau global positioning system (GPS) dengan menggunakan teknologi augmented reality (AR). Ini adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi. Lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata.
Wisnu menuturkan, pengembangan yang dilakukan dengan memanfaatkan sensor yang sudah terintegrasi dengan android dan juga memanfaatkan kamera belakang telepon pintar.
"Berdasarkan hasil uji coba, keterangan tentang masjid dan lokasi berhasil ditampilkan secara akurat dalam layar pengguna aplikasi," tutur Wisnu di Surabaya, Jatim, Jumat 5 Agustus 2016.
Wisnu mengatakan, pada posisi pengguna, smartphone tinggal diarahkan ke timur, utara, selatan, atau barat. Bila ada masjid terdekat, maka aplikasi tersebut menunjukkan posisi pengguna dan posisi masjid dengan jelas.
"Semua digambarkan dengan adanya peta digital. Radius yang saya atur hanya 800 meter dari posisi pengguna. Bila dalam radius itu ada masjid, maka muncul di layar smartphone," tutur Wisnu.
Advertisement
Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan bimbingan yang menuntun atau menunjukkan si pengguna menuju lokasi masjid terdekat yang sudah dipilih.
"Keterangan untuk pengguna aplikasi juga disertai foto. Namun baru sembilan foto di sekitar kampus yang saya inputkan," ucap Wisnu.
Namun aplikasi ini cuma bisa dioperasikan pada smartphone android yang menggunakan android versi 5.0. "Aplikasi ini dibuat dengan memakan waktu selama 1,5 tahun. Mulai dari merancang hingga input data. Input data 238 masjid saja butuh waktu 3 bulan," ujar Wisnu.
Wisnu mengatakan, masjid merupakan tempat ibadah umat muslim. Namun, tidak semua umat muslim mengetahui lokasi masjid terdekat yang ada di sekitarnya saat waktu salat tiba.
"Aplikasi ini untuk mengurangi waktu ketika seseorang akan mencari masjid untuk melakukan salat. Sehingga kesulitan-kesulitan itu dapat diatasi dan bisa mencegah penundaan waktu salat," kata Wisnu.
Wisnu menjelaskan, padahal total masjid di Surabaya ada sekitar 900-an. Sisanya belum sempat diinput karena terkendala data. Namun, aplikasi ini bisa dikembangkan lebih lanjut ke skala provinsi, nasional, hingga internasional.
"Sementara ini baru 238 masjid yang ada di 33 kecamatan di Surabaya, yang sudah terinput datanya di aplikasi ini," ucap Wisnu.
Data 238 masjid, tambahnya. Diambil dari website sistem informasi masjid (simas) milik Kementerian Agama (Kemenag). "Di website tersebut hanya terdapat nama masjid, alamat, tipologi, dan id masjid. Data ini kemudian saya olah dan dikembangkan," ujar Wisnu.
Para pengguna juga dapat menambahkan lokasi masjid-masjid baru. "Di luar masjid, seperti surau dan musala belum bisa terdeteksi," ucap Wisnu.