Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat kunjungan kenegaraan dari Presiden Ukraina Petro Poroshenko di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan bilateral kedua negara tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan kerja sama ekonomi.
Jokowi mengatakan, Ukraina merupakan mitra dagang terbesar kedua di kawasan Eropa Timur dan Tengah. Karena itu, Indonesia sangat berharap Ukraina bisa menjaga stabilitas politik dan ekonomi sehingga kerja sama kedua negara tidak terganggu.
Indonesia ingin menjajaki peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi agar akses pasar bagi produk unggulan Indonesia lebih terbuka. "Seperti coklat, minyak sawit, kertas, serta perluasan distribusi produk farmasi dan alat kesehatan," imbuh Jokowi.
Baca Juga
Advertisement
"Selain itu, ada kemungkinan kerja sama Indonesia dan Ukraina di bidang pembuatan turbin untuk power plant dan juga yang berkaitan dengan investasi pengolahan coklat di Indonesia," lanjut Jokowi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dari pertemuan antara Jokowi dengan Presiden Ukraina tersebut juga ditandatangani 4 nota kesepahaman di bidang pertanian, bebas visa, pelatihan diplomat, dan pertahanan.
"MOU yang ditandatangani yaitu bebas visa untuk pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas. Kedua, MOU untuk pelatihan diplomasi, diplomasi bertukar untuk menjalani diplomatic training di masing-masing negara. Itu akan merekatkan kedua pihak di bidang diplomatik," jelas Retno.
Sementara, di bidang pertanian kerja sama fokus pada riset teknologi pertanian, pertukaran ahli di bidang pertanian, kerjasama peternakan, karantina hewan, pengembangan makanan, investasi pertanian, dan sebagainya.
"Ukraina adalah salah satu negara yang menghasilkan gandum cukup besar dan 60 persen komponen ekspor Ukraina ke Indonesia adalah gandum. Sementara dari Indonesia ke Ukraina palm oil. Memang terdapat potensi untuk dikembangkan," imbuh dia.
Kemudian, kerja sama pertahanan akan ada beberapa bidang seperti pertukaran kunjungan, industri pertahanan dan logistik, pertukaran informasi di bidang pertahanan. (Ahmad Romadoni/Gdn)