Liputan6.com, Jakarta - Sekitar seratus orang dari berbagai elemen berkumpul di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Mereka menggelar orasi bertajuk 'lawan gelap' untuk memberantas mafia narkoba di Indonesia.
Aksi ini juga digelar sebagai bentuk dukungan moral terhadap Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar yang dilaporkan oleh Polisi, TNI, dan BNN atas tuduhan pencemaran nama baik. Haris dilaporkan setelah membeberkan curhatan terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman ke publik.
Advertisement
"Dulu ketika memulai lawan gelap, saya ingat sekali dengan situasi seperti yang saya alami, yakni kriminalisasi terhadap teman-teman aktivis dan petani di Jawa Tengah. Di tengah diskursus pemetaan tanah, mereka dipanggil polisi. Mereka dilarang pintar," ucap Haris memulai orasinya di Jakarta, Jumat (5/8/2016) malam.
Haris mengatakan, dalam dua bulan terakhir banyak sekali warga sipil ditangkap, dibunuh, bahkan direbut tanahnya dengan paksa. Ia menilai, hal tersebut terjadi karena negara tidak pernah hadir melindungi rakyatnya.
"Negara tidak hadir untuk menjelaskan statusnya yang dijamin konstitusi. Sekarang, orang tersandung bukan karena gunung, tapi karena kerikil," Haris.
Haris Azhar menegaskan, dirinya tidak pernah bersedih terjebak dalam situasi semacam ini. Dia menyadari bahwa masih banyak orang-orang di Indonesia yang dikriminalisasi karena berani menyuarakan kebenaran dan melawan kesewenang-wenangan penguasa.
"Ketika kita menyuarakan kebenaran, lalu dibantah dengan kotoran dari orang-orang di balik dasi yang necis, kita enggak boleh takut," kata Haris.
"Jangan pernah takut kita dikriminalisasi. Yang harus kita lawan adalah peredaran narkoba yang selalu dipasok oleh bajingan-bajingan di balik jabatan-jabatan itu. Lawan gelap!," Haris Azhar menandaskan.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, massa yang terdiri dari berbagai elemen seperti aktivis, mahasiswa, pekerja seni, dan akademisi ini menggelar orasi di Taman Pandang Istana sejak pukul 21.00 WIB.
Orasi juga diiringi dengan menyalakan lilin dan senter sebagai simbol melawan gelap ketidakadilan di negeri ini. Acara kemudian ditutup dengan doa bersama di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat.