BlackBerry "Booming" di Indonesia

Saat ini BlackBerry menjadi raja ponsel di Indonesia. Bagaimana tidak, kalau ke mana pun Anda pergi, pasti melihat ponsel ini ada di mana-mana.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Jan 2010, 23:52 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Di setiap pusat kota perbelanjaan di mana pun, logo BlackBerry sudah tidak asing lagi. Iklan BlackBerry selalu berada di mana saja, dan menawarkan setiap produk terbaru dari mereka, pastinya dengan harga yang mudah dijangkau.

Dalam persaingannya dengan salah satu produk dari Apple, yakni iPhone, BlackBerry tetap menjadi pemenangnya. Menurut seorang penjual handphone atau telepon seluler (ponsel) di salah satu mal di Jakarta mengatakan kepada CNN, bahwa mereka secara rutin menjual sekitar lima atau enam BlackBeries sehari, sedangkan untuk iPhone mereka hanya bisa menjual satu unit sehari.

BlackBerry merupakan ponsel trendi dan fashionable daripada iPhone, kata seorang penjual, seperti dilansir CNN, Selasa (29/12).

Jadi, kenapa BlackBerry begitu booming di Indonesia? Salah satu alasannya adalah harga. BlackBerry baru hanya sekitar US$ 500, dibanding dengan iPhone baru yang bisa seharga $ 900, tapi jka kita membelinya sebagai produk BM (black market atau pasar gelap), maka BlackBerry bisa seharga US$ 300. BlackBerry tidak hanya ada di Indonesia, masyarakat negara berkembang yang sadar akan tren juga menikmati ponsel ini.

Selain harga, aksesibilitas juga menjadi salah satu alasannya. Infrastruktur internet di Indonesia sangat mahal dan tidak selalu dapat diandalkan. Bagi banyak orang Indonesia, lebih mudah, dan murah, untuk mengaktifkan internet dalam handphone.

Produsen BlackBerry, mengatakan bahwa Indonesia adalah bagian penting dari strategi Asia. Indonesia memegang banyak potensi. The ROA Group, sebuah kelompok riset ponsel, memperkirakan bahwa tahun depan setengah dari 250 juta orang Indonesia akan memiliki ponsel.

Tapi BlackBerry mungkin tidak berada lama di atas. Seluler dari provider XL kini menawarkan layanan yang memberikan pengguna ponsel web akses terbatas ke Facebook, Twitter dan Yahoo mail. Bagi banyak pengguna, hanya itu yang mereka butuhkan dan biaya layanan hanya sekitar satu dolar per hari.(RST/ANS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya