Liputan6.com, Rio - Pada Jumat (5/8/2016) tengah malam, Pita Nikolas Taufatofua menulis pesan misterius di akun Instagram-nya. Atlet taekwondo asal Tonga itu sadar betul, dirinya bakal menjadi pusat perhatian dunia dalam defile kontingen Olimpiade di Stadion Maracana, Rio de Janeiro.
Pembukaan Olimpiade dimulai pada Sabtu (6/8/2016) pukul 05.30 WIB dengan dengan deretan hiburan meriah. Warna-warni kembang api, atraksi laser tiga dimensi, hingga gabungan antara tarian, musik, dan drama teatrikal disuguhkan di hadapan 78.000 penonton yang hadir.
Baca Juga
Advertisement
"Upacara pembukaan Olimpiade malam ini! Terpompa (semangat)! Kami punya sedikit kejutan.. Jangan berkedip atau kalian akan melewatkannya," tulis Taufatofua dengan emoji genit mengedip dalam akun media sosial.
Pada sesi defile kontingen Olimpiade atau parade atlet, Taufatofua tampil bertelanjang dada, hanya mengenakan bawahan menyerupai rok. Badan tegap atletis pria 32 tahun itu menjadi perbincangan karena berkilau, seperti dilumuri minyak kelapa.
Taufatofua tak berhenti tersenyum saat membawa bendera Tonga, memimpin barisan kontingen atlet senegaranya. Tiga miliar pasang mata yang menonton pesta pembukaan Rio 2016 dari televisi bisa melihat bagaimana dia menuai sensasi. Dalam waktu satu jam, Instagram-nya diikuti seribu follower dan kini, pria kelahiran Australia tersebut nyaris memiliki 22 ribu penggemar.
Tampil dengan bertelanjang dada bukan hal yang baru untuk Taufatofua. Bisa dilihat dari foto-foto yang diunggahnya, dia gemar memamerkan otot six-packs baik saat berlatih taekwondo maupun tengah berlibur.
Tak Kapok Patah Tulang
Dalam sebuah wawancara di sebuah situs berita Tonga, Taufatofua mengakui pernah mematahkan enam tulangnya, robekan pada tiga ligamen, menghabiskan tiga bulan di kursi roda hingga harus menggunakan kruk atau tongkat dalam 1,5 tahun.
Taufatofua lahir di Australia pada 5 November 1983 namun dibesarkan di Tonga. Dia mempelajari olahraga bela diri taekwondo sejak berumur lima tahun.
Impiannya menjadi seorang olimpian akhirnya tercapai. Taufatofua menggenggam tiket ke Rio lewat juara kualifikasi turnamen taekwondo zona Oceania di Port Moresby, Papua Nugini pada bulan Februari.
"Tak ada tempat manapun dalam hidup yang memberikan pengalaman seperti di taekwondo. Berdiri di matras, masuk ke dalam ring untuk melawan seseorang yang tidak Anda benci yang punya tujuan utama kepada Anda. Dan tujuan Anda juga menendang kepalanya," kata Taufatofua dilansir dari The Wall Street Journal.
Tonga pernah meraih medali Olimpiade pada 1996, lewat petinju Paea Wolfgramm. Pada edisi ke-31 pesta olahraga dunia kali ini, Taufatofua akan berjuang bersama enam atlet lainnya di cabang panahan, atletik, dan renang.
Advertisement