Pemkot Bandung dan Polda Jabar Sinergikan Sistem TIK

Pemkot Bandung dan Polda Jabar menyinergikan sistem TIK, terutama dalam pusat informasi dan kendali pengawasan keamanan warga.

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 06 Agu 2016, 15:50 WIB
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kiri) memberikan cenderamata kepada Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Bambang Waskito selepas peninjauan Bandung Command Center di Pemkot Bandung, Jumat (5/8/2016)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah jajaran Polda Jawa Barat menyinergikan sistem teknologi informasi komunikasi (TIK), terutama dalam pusat informasi dan kendali pengawasan keamanan warga.

Selain sinergi melalui Bandung Command Center (BCC), juga akan dilakukan sinkronisasi antara aplikasi Panic Button dengan sistem TIK pengawasan milik kepolisian, sehingga warga bisa cepat menyampaikan informasi darurat.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, di sela-sela peninjauan BCC oleh Kapolda Jabar Irjen Bambang Waskito dan tim TIK-nya, Jumat (5/8/2016), mengatakan, BCC yang sudah berjalan setahun lebih ini diakui belum optimal. Pasalnya, sistem pengawasan berbasis TIK dari kepolisian baru disinergikan per 1 Agustus 2016. Demikian pula dengan penempatan personel Polda Jabar yang diwakili Polrestabes Bandung di BCC tersebut.

"Gagasan sinkronisasi perangkat TIK milik Polri dan Pemkot Bandung ini bahkan sudah kami sampaikan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Insya Allah, Kapolri nanti berkunjung ke BCC," tutur pria yang akrab disapa Emil tersebut.

Di sisi lain, aplikasi Android kreasi pengembang lokal yakni Panic Button juga diharapkan bisa diterapkan di seluruh wilayah Jawa Barat. Emil menargetkan setiap warga Jawa Barat memasang aplikasi ini di ponselnya.

Pengguna aplikasi tersebut cukup menekan tombol melalui ponsel pintar saat kondisi darurat. Dalam hitungan detik, aplikasi akan terkoneksi ke sistem BCC dan langsung mendapatkan tanggapan operator. Aplikasi ini dapat digunakan saat kondisi darurat seperti peristiwa kejahatan, kebakaran, maupun kecelakaan.

Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Bambang Waskito mengatakan, pusat kendali yang dilengkapi perangkat canggih akan sangat membantu kinerja kepolisian dalam memberikan pelayanan keamanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, ia menyetujui rencana sinergi fasilitas BCC dengan pusat kendali serupa milik kepolisian yang sudah lama dimiliki kepolisian.

Suasana peninjauan Bandung Command Center oleh Polda Jabar di Pemkot Bandung, Jumat (5/8/2016)


"Ternyata BCC cukup bagus, cukup lengkap, dan cukup mendukung tugas kepolisian. Kehadiran saya di sini dengan tim TIK Polda untuk memadukan apa yang sudah dimiliki Polri dan apa yang sudah digelar Pak Wali Kota," ujar Bambang.

Bambang juga mengaku sangat tertarik untuk memperluas sebaran dan implementasi Panic Button ke seluruh provinsi guna memberi rasa aman kepada warga dan memudahkan polisi merespons kejadian.

"Kita di sini ingin menyinergikan. Data dan informasi di BCC cukup lengkap. Sebenarnya di kepolisian juga sudah berjalan, cuma nanti lebih terpadu kalau misalnya ada petugas kepolisian yang piket di sini (BCC, red.)," tutur Bambang melanjutkan.

Menurut Bambang, BCC akan sangat mendukung kinerja polisi dan dapat menjadi alat bantu efektif guna mendukung kepolisian. Terlebih, Bambang menilai Bandung merupakan daerah tujuan wisata yang melibatkan massa banyak, sehingga tingkat keamanannya harus lebih dioptimalkan.

"Kita tahu bahwa kota Bandung ini merupakan tujuan wisata. Ini juga sangat perlu bagi para pendatang atau mungkin untuk warga Bandung sendiri untuk dilayani pengamanannya," pungkas Bambang.

(Msu/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya