Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok massa yang menamakan diri Aliansi Pemuda Surabaya-Jakarta, menggelar aksi dukungan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma, untuk menjadi calon gubernur Jakarta pada Pilkada DKI 2017.
Hanya saja, seperti pantuan Liputan6.com, Sabut (6/8/2016), aksi yang dikuti puluhan orang ini tidak berlangsung lama, karena petugas membubarkan aksi yang berlangsung di Monas itu.
Advertisement
Dalam aksi ini, massa yang berjumlah 20 orang itu membentangkan spanduk bertuliskan 'Arek Suroboyo Hibahkan Risma untuk Jakarta'.
Mereka juga mengenakan kaos oranye bertuliskan Jaklovers. Mereka berteriak mendukung Risma sambil berfoto. Namun, baru berjalan lima menit, petugas pengamanan dalam Monas menghampiri massa. Mereka diminta membubarkan diri.
Seorang petugas, Febri mengatakan, pihaknya sengaja membubarkan aksi dukungan untuk Risma tersebut, karena tidak memiliki izin. Mereka tiba-tiba datang dan menggelar spanduk.
"Di sini kan banyak CCTV, kami ditegur atasan kok ada ramai-ramai. Kami terpaksa bubarkan karena memang tidak ada izin," kata Febri di lokasi.
Sebenarnya, Monas bukan daerah terlarang untuk kegiatan politik seperti ini. Hanya saja belum adanya izin membuat petugas terpaksa membubarkan aksi.
"Kalau ada izin kami silakan. Bahkan kami akan ikut amankan aksi," Febri menjelaskan.
Sementara, Ketua Aliansi Pemuda Surabaya-Jakarta Imam Budi Utomo menolak kegiatan ini disebut aksi dukungan. Imam menyebut dirinya bersama rekan hanya mampir ke pusat Ibu Kota itu.
"Kami jalan-jalan aja bersama komunitas lain. Mampir saja. Tadi di Taman Mini, sekarang ke Monas," kata Imam.
Mereka memang akan berada di Jakarta selama dua hari sampai besok. Selama di Jakarta, mereka akan bertemu kelompok warga Jakarta yang mendorong Risma maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
"Kami cuma jalan jalan aja. Kalau spanduk memang sengaja kami bawa untuk foto-foto," Imam menambahkan.
Imam ingin berdialog dengan warga Jakarta sekaligus membuktikan hasil kerja Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Para pemuda Surabaya ingin Ibu Kota dipimpin wali kota terbaik di dunia itu.
"Intinya mengikhlaskan bu Risma untuk Jakarta," Imam menegaskan.
Sedangkan, terkait pembubaran yang dilakukan petugas, Imam menilai, petugas hanya salah paham. "Kami dikira Bonek," sebut Imam sembari tertawa.