Sri Wahyuni, Debutan Olimpiade Mengukir Sejarah

Lifter putri Sri Wahyuni Agustiani menyumbang medali pertama untuk kontingen Indonesia.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 07 Agu 2016, 08:30 WIB
Lifter putri Sri Wahyuni Agustiani menyumbang medali pertama untuk kontingen Indonesia.

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Lifter putri Sri Wahyuni Agustiani menyumbang medali pertama untuk kontingen Indonesia. Dia meraih medali perak, meski berstatus sebagai atlet debutan di ajang Olimpiade.

Yuni tampil di kelas 48 kilogram pada Olimpiade 2016, Minggu (7/8/2018) pagi WIB. Dia menyumbang medali perak untuk Indonesia setelah sukses mengangkat beban dengan total 192 kilogram. 

Wanita kelahiran 13 Agustus 1994 itu kalah dari atlet angkat Thailand, Sopita Tanasan yang sukses mengangkat beban total seberat 200 kilogram. Yuni sebenarnya punya kesempatan mengalahkan Sopita.

Pada percobaan clean and jerk, Yuni coba mengangkat beban seberat 115 kilogram. Sayangnya, usaha Yuni mengangkat beban tersebut hingga dua kali percobaan gagal. Dia pun harus puas berada di belakang Sopita.

Foto dok. Liputan6.com

Kegagalan ini membuat Yuni gagal mewujudkan ambisinya di Olimpiade. Sebelum terbang ke Rio De Janeiro, wanita berusia 23 tahun tersebut ingin meraih medali emas.

Ini adalah medali perak kedua yang diraih Yuni di pentas internasional. Sebelumnya, dia menyabet gelar medali perak dari cabang olahraga angkat besi kelas 48 kilogram di ajang Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. 

Setahun sebelumnya, Yuni berhasil meraih medali emas untuk Indonesia dari cabang angkat besi kelas 48 kilogram pada ajang Islamic Solidarity Games (ISG) III di Palembang, Sumatera Selatan.

Sri Wahyuni diprediksi bisa mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade melalui cabor angkat besi. Pada Juni 2014, dia meraih dua emas dan satu perak dari Kejuaraan Dunia Junior Angkat Besi di Kazan, Rusia.


Ikuti Jejak Lisa Rumbewas

Dia mengenal olahraga adu kuat ini pada usia 13 tahun. Alasan dia agar terlihat maskulin. "Agar terlihat seperti laki-laki," kata dia beberapa waktu lalu. Sri Wahyuni memiliki kepercayaan diri lebih menatap Olimpiade. "Persaingan tidak ada, hanya diri saya sendiri," kata Sri Wahyuni di Kedutaan Besar Australia.

Sri Wahyuni mengikuti jejak mantan lifter Indonesia, Lisa Rumbewas yang meraih perak di cabor angkat besi Olimpiade. Lisa meraih dua perak pada Olimpiade 2000 di Sydney dan Olimpiade 2004 di Athena, Yunani.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya