Liputan6.com, London - Jelang pertandingan melawan Manchester United di Wembley Stadium, Minggu (7/8/2016) malam WIB pada ajang Community Shield, manajer Leicester City, Claudio Ranieri masih sedih setelah kehilangan N'Golo Kante.
Baca Juga
Advertisement
Gelandang asal Prancis itu hengkang ke Chelsea pada bursa transfer musim panas ini dengan mahar 30 juta pounds atau setara Rp 517 miliar. Kehilangan Kante masih menjadi pukulan telak bagi Ranieri.
Sebab, pemain berusia 25 tahun itu merupakan penyeimbang permainan Leicester City pada musim lalu. Kante melepaskan 1127 umpan sukses dengan tingkat keberhasilan sebesar 82 persen.
"Jelas ada perbedaan besar dengan ketidakhadirannya. Musim lalu, perannya bersama Leicester City seperti dua pemain. Wasit mengitung pemain Leicester ada 11 orang di lapangan, tapi bagi kami ada 12 karena ada Kante," ucap Ranieri, seperti diberitakan The Guardian.
"Sekarang, semua pemain harus memahami kalau kami bermain tanpa Kante. Jadi, pemain harus lebih dekat dan perhatian dengan tim. Mereka harus melakukan sesuatu yang ekstra. Kami juga wajib berpikir mencari ruang yang berbeda dan harus lebih pintar," katanya menambahkan.
Tanpa sosok Kante, pelatih berusia 64 tahun tersebut memeras otaknya untuk menghadapi MU pada malam nanti. "Saya akan memikirkan tim seperti apa yang akan diturunkan pada laga nanti. Kemudian saya akan melihat pertandingan tersebut dan melihat bagaimana mereka memberikan respon untuk memilih tim melawan MU," ucapnya.
Pelatih berkebangsaan Italia itu mengatakan bahwa Leicester City punya kekuatan untuk mengalahkan MU. "Kami punya respek terhadap semua orang, namun kami ingin mengalahkan mereka semua. Kami akan coba memberikan yang terbaik di setiap pertandingan dan kami akan memberikan yang terbaik," ujar Ranieri.