Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian bercerita pernah menangkap terduga teroris yang belum sempat melancarkan aksinya di Jakarta beberapa waktu lalu. Saat ditangkap, teroris itu tampak sedih karena ditangkap sebelum menunaikan tugasnya. Saat ditangkap terduga teroris itu tak melawan.
"Kenapa seperti itu, karena tujuan mereka mati sahid, dan itu juga menjadi upaya kami sebisa mungkin tidak berkonfrontasi saat penangkapan," ujar Tito di Asri Medical Center Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu 6 Agustus 2016.
Tito kemudian membandingkan reaksi brimob dan teroris ketika sama-sama ditanya apakah siap mati. Brimob, kata Tito menjawab tidak siap mati karena masih memikirkan nasib keluarga. Sedangkan para teroris tuturnya, berjiwa militan dan mati menjadi tujuan.
"Sebenarnya bisa kalau para teroris itu menaruh bom di dalam tas, lalu tasnya ditinggalkan saja di toilet atau di mana, dia tidak perlu ikut bom bunuh diri, tetapi selama ini mereka harus ikut mati saat meledakkan," kata Tito.
Tito kemudian menjelaskan asal muasal terbentuknya ISIS. ISIS bermula dari kelompok Tauhid wal Jihad di Irak. Kelompok itu didirikan dalam upaya melawan Amerika Serikat yang banyak melakukan intervensi di negara Irak dan Afghanistan.
Kelompok Tauhid wal Jihad didirikan oleh Abu Muhammad Magdisi kemudian dilanjutkan oleh Abu Mussaf Zarkawi, setelah itu dilanjutkan lagi oleh muridnya Abubakar Al Baghdadi yang menjadi pendiri ISIS.
ISIS berbahaya karena pengikut doktrin takfiri. Mantan Kepala BNPT itu menjelaskan doktrin tersebut diambil dari perang pada masa Nabi Muhammad yang diterjemahkan pada konteks masa kini.
"Sehingga mereka (para penganut doktrin takfiri), mengkafirkan orang-orang yang menyerang mereka dan harus dibunuh. Bahkan muslim pun yang bukan termasuk dalam kelompok mereka, mereka anggap musuh, dan boleh dibunuh," ujar Tito.
Tito mengatakan, penanganan terorisme harus dilakukan secara simultan. Namun, tidak dengan kekerasan, tapi dengan pendekatan militer, intelijen, lembaga penegak hukum, negosiasi politik, pembangunan ideologi, dan kontra ideologi.
Kapolri: Teroris Sedih Kalau Ditangkap Sebelum Beraksi
Tito kemudian membandingkan reaksi brimob dan teroris ketika sama-sama ditanya apakah siap mati.
diperbarui 07 Agu 2016, 16:57 WIBKapolri Jenderal Tito Karnavian
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa Itu NPSN? Pahami Pengertian, Fungsi, dan Cara Mengeceknya
Investasi Apa yang Menarik di Akhir Tahun? Simak Saran Danamon Ini
Budi Arie Diperiksa Bareskrim Polri, Terkait Kasus Judi Online Komdigi?
VIDEO: Viral! Aksi Balap Liar Mobil di Tol Serpong-Balaraja
Apa Itu Tipes? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Tipografi: Panduan Lengkap Mempelajarinya untuk Pemula
Mengenal Apa Itu Tiroid: Fungsi, Gangguan, dan Penanganannya
Apa Itu Obligasi? Jenis-Jenis, Cara Kerja, Keuntungan, dan Risikonya
Resep Makanan Lezat Menyehatkan untuk Penderita Asam Lambung Tinggi, Ada 20 Pilihan Berbahan Telur hingga Sayur
Robert Kiyosaki: Siap-siap, Harga Bitcoin Sentuh Rp 5,7 Miliar di 2025
Apa Itu Oligarki? Pengertian, Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Cara Membuat Brownies Kukus Chocolatos: Resep Lezat dan Praktis