Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengangkat Silmy Karim menjadi Direktur Utama PT PT Barata Indonesia (Persero). Sebelumnya Silmy menjabat sebagai Direktur Utama PT Pindad (Persero). Barata Indonesia adalah perusahaan negara yang bergerak di bidang manufaktur.
Berdasarkan informasi yang diterima oleh Liputan6.com, penyerahan Surat Keputusan (SK) pengangkatan Silmy akan dilakukan Senin, (8/8/2016) di Kementerian BUMN oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Fajar Harry Sampurno.
Di Barata Indonesia, Silmy menggantikan Zakky Gamal Yasin. Zakky sendiri menjadi Direktur Utama Barata Indonesia sejak 2014.
Baca Juga
Advertisement
Silmy memang cukup berpengalaman di sektor manufaktur. Saat menjadi bos Pindad, selain membuat alat tempur, Silmy membangun ekskavator. medium yang dinamai Pindad Excava 200. Ekskavator Ini berkapasitas 20 ton dan sangat cocok dipakai dalam proyek pembuatan infrastruktur jalan raya dan konstruksi.
Silmy lengser dari Direktur Utama Pindad pada 3 Agustus 2016. Posisinya di Pindad digantikan oleh Abraham Mose yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT LEN Industri. Saat penyerahan Surat Keputusan (SK) pergantian direksi Pindad, Hary Sampurno mengatakan bahwa Silmy memang disiapkan untuk jabatan strategis lain.
Dipaparkan Hary, beberapa prestasi Silmy di antaranya dia mampu meningkatkan harga jual produk-produk Pindad kepada para pelanggannya, paling utama andalan TNI dan Polri. Dengan peningkatan harga jual itu, maka BUMN ini mampu meningkatkan produk dan daya saing perusahaan.
"Karena sudah lama banget harga itu rendah, kebayang tidak sih kalau kita beli dari luar negeri mahal, kita beli dari dalam negeri tidak boleh mahal, kan lucu," papar Hary.
Tak hanya itu, disebutkan Hary, beberapa produk juga berhasil dilahirkan Pindad selama dua tahun belakangan seperti Escavator dan beberapa jenis senjata, salah satunya senjata khusus pasukan operasi senyap Senapan Serbu (SS2) Subsonic.
Hal yang menarik bagi Hary, suasana kerja di Pindad berhasil dibangun Silmy lebih menyenangkan. Dengan struktur bangunan dan lingkungan Pindad yang tertutup menurut Hary menjadikan kesan angker.
"Tapi kalau lihat pabrik Pindad sekarang, dalam produksi sekarang terang, dulu gelap banget, sekarang lantainya mengkilap, bagus itu," pungkas Hary.
Untuk diketahui, Barata Indonesia memiliki 3 bisnis utama yaitu Engineering Procurement & Construction (EPC), manufaktur peralatan industri dan pengecoran.
Barata Indonesia berdiri pada 1971 merupakan merger dari:
PN Barata dahulu NV Bratt Machinefabriek, didirikan pada tahun 1901 untuk memberikan jasa pemugaran kepada pabrik gula, manufaktur jembatan, dan konstruksi baja lainnya
PN. Sabang Merauke yang dahulu Machinefabriek & Scheeepswerf NV. MOLENVLIET, didirikan pada tahun 1920 untuk memberikan jasa pemugaran pada industri budidaya gunung dan perkapalan pantai
PN. Peprida yaitu perusahaan milik pemerintah yang didirikan pada tahu 1962 untuk melaksanakan pembangunan proyek-proyek industri dasar.
(Yas/Gdn)