Liputan6.com, Missouri - Teknologi Autopilot pada mobil garapan Tesla Motors masih menjadi kontroversi, karena beberapa kali menyebabkan kecelakaan maut. Namun demikian, fitur tersebut kali ini berjasa menyelamatkan nyawa seseorang.
Dikutip Slate, seorang pengemudi Tesla Model X bernama Joshua Neally di Springfield, Missouri merasakan faedah teknologi mutakhir tersebut ketika kondisi genting. Neally sempat mengaktifkan fitur Autopilot di tengah jalan tol ketika menghadapi kemacetan di Highway 68.
Tiba-tiba saja, Neally mengalami kaku dan melilit di sekitar perutnya. Ia awalnya berpikiran bila kondisi tersebut hanyalah kram namun semakin lama rasa sakit itu merambat hingga ke bagian atas perutnya.
Baca Juga
Advertisement
"Rasa sakit bercabang hingga atas perut. Rasanya seperti ada batang baja melewati dada saya," kata Neally.
Ia segera menelepon istrinya mengabarkan kondisinya yang semakin memburuk dan menuju ke ruang gawat darurat di rumah sakit. Ia berusaha mengatur arah kendali mobil ke rumah sakit terdekat sejauh 32 kilometer dari posisinya berada.
Ia berpikiran akan lebih cepat tiba di rumah sakit dengan mengaktifkan fitur Autopilot ketimbang menggunakan fasilitas ambulans dari RS.
Ia tetap berusaha sadar meskipun rasa sakitnya semakin parah. Setibanya di RS, ia berusaha mengemudikan Model X untuk mencari lokasi parkir.
Dokter menyebut bila Neally menderita emboli paru, di mana terdapat obstruksi di pembuluh darah paru-parunya. Situasi ini bisa berdampak fatal, sehingga Neally beruntung bisa tiba di RS tanpa bersusah payah mengemudi.
Ia pun diperbolehkan pulang di malam hari setelah menjalani beberapa pemeriksaan serta perawatan medis. Tanpa adanya fitur Autopilot, bukan tidak mungkin kondisi Neally akan semakin parah di perjalanan dan sulit tertolong.