Mentan Bantah Pemerintah Kalah dengan Kartel Daging

Menteri Pertanian Amran Sulaiman membantah tingginya harga daging sapi di pasar lantaran pemerintah tidak bisa mengatasi kartel.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Agu 2016, 17:18 WIB
Sejumlah daging sapi yang siap dijual di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (5/8). Pemerintah mencabut ketentuan kewajiban importir daging untuk menyerap daging lokal sebanyak tiga persen dari total kuota impor yang diperoleh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman membantah masih tingginya harga daging sapi di pasar lantaran pemerintah tidak bisa mengatasi keberadaan kartel daging.

Menurut Amran, pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk menekan harga daging. Salah satunya dengan membuka impor daging beku untuk konsumsi masyarakat. Padahal sebelumnya, impor daging tersebut hanya diperuntukkan untuk kebutuhan industri, hotel, restoran dan katering (horeka).

"Gini sekarang ini dulu ada Permentan (Peraturan Menteri Pertanian) melarang daging frozen masuk ke pasar, ini kami cabut. Kenapa dilarang, biar berikan pilihan kepada masyarakat soal harga," ujar dia di Mabes Polri, Jakarta, Senin (8/8/2016).

Amran mengungkapkan, harga daging beku ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga daging segar yang dijual di pasar-pasar tradisional. Dengan membuka daging beku ini ke pasaran, Mentan berharap harga daging segar juga ikut turun.

‎"Harganya cuma Rp 70 ribu-Rp 75 ribu. Ini (larangan) kami cabut. Ini harus kita lepas agar masyarakat bisa memilih harga daging murah dan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi," kata dia.

Amran juga ‎menyatakan, pihak terus berupaya untuk menghilangkan adanya kartel daging di Indonesia. Salah satunya dengan menggandeng kepolisian dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

"Tidak (pemerintah tidak kalah dengan kartel). Sekarang kita sudah rapat bersama dengan Kapolri, Menteri Perdagangan dan KPPU.‎ Kemudian kita mengisolasi Jabodetabek dulu, agar peternak kecil bisa terjaga. (Formula mengatasi kartel daging) Itu nanti," ucap dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya