Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengangkat Silmy Karim menjadi Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero). Pengangkatan Silmy tersebut menjadi bagian dari transformasi yang dicanangkan Kementerian BUMN untuk menjadikan Barata Indonesia semakin berkembang.
Silmy menjelaskan, selama ini Barata Indonesia tidak masuk dalam radar industri berat di Indonesia. Dalam masa tugas lima tahun, Silmy ingin menjadikan Barata sebagai pemain utama dalam industri berat. Dengan langkah tersebut, nama Barata Indonesia akan lebih dikenal oleh masyarakat.
"Tentunya membuat lebih maju heavy industry di Indonesia. Barata ini kan lama tidur. Baru 2 tahun terakhir mulai dibenahi. Pemerintah berharap Barata bisa menjadi terdepan untuk industri berat," papar Silmy di Kementerian BUMN, Senin (8/8/2016).
Menjadikan Barata Indonesia menjadi pemain utama industri berat dan juga terkenal di masyarakat bukan hal yang mustahil. Menurut Silmy, saat ini pemerintah Indonesia tengah fokus dalam pembangunan infrastruktur. Dalam pembangunan infrastruktur sendiri, beberapa alat berat menjadi satu penggerak.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai negara yang memiliki cita-cita sebagai negara maju, menurut Silmy, komitmen itu sejalan dengan perkembangan industri berat. "Saya pikir itu sudah tepat karena salah satu ujung tombak jika Indonesia ingin pertumbuhan ekonomi tinggi, industri berat itu harus kuat," tegasnya.
Dicontohkannya, dirinya melihat peluang bagi Barata untuk bisa memasok kebutuhan mobile crane di pelabuhan-pelabuhan Indonesia. Selama ini mobile crane sendiri masih didatangkan dari luar negeri. Tak hanya itu, pembuatan alat-alat pertanian serta beberapa suku cadang pembangkit listrik menjadi peluang Barata saat ini.
"Yang sedang dikerjakan saat ini salah satunya revitalisasi mesin pabrik-pabrik gula di Indonesia. Salah satu peran Barata yang eksisting di situ," tutup dia.
Untuk diketahui, sebelum menduduki posisi Direktur Utama Barata Indonesia, Silmy Karim menjabat sebagai Direktur Utama PT Pindad (Persero). Silmy Karim lengser dari Direktur Utama Pindad pada 3 Agustus 2016. Posisinya di Pindad digantikan oleh Abraham Mose yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT LEN Industri.
Beberapa prestasi Silmy di antaranya mampu meningkatkan harga jual produk-produk Pindad kepada para pelanggannya, paling utama andalan TNI dan Polri. Dengan peningkatan harga jual itu, maka BUMN ini mampu meningkatkan produk dan daya saing perusahaan.
Tak hanya itu, beberapa produk juga berhasil dilahirkan Pindad selama dua tahun belakangan seperti Escavator dan beberapa jenis senjata, salah satunya senjata khusus pasukan operasi senyap Senapan Serbu (SS2) Subsonic. (Yas/Gdn)