Harga Emas Naik Terpicu Data Pekerjaan

Laporan data payrolls pada Jumat pekan lalu, menghidupkan kembali spekulasi jika Federal Reserve akan menaikan suku bunga pada tahun ini.

oleh Nurmayanti diperbarui 09 Agu 2016, 06:40 WIB
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Harga emas naik kembali setelah jatuh ke posisi terendah dalam satu minggu seiring momentum kenaikan angka pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang melebihi perkiraan pada akhir pekan lalu dan kini kehilangan momentumnya. Ditambah kekhawatiran atas sentimen ekonomi global yang negatif.

Laporan data payrolls pada Jumat pekan lalu, menghidupkan kembali spekulasi jika Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada tahun ini.

Melansir laman Reuters, Selasa (9/8/2016), harga emas di pasar spot naik 0,07 persen menjadi US$ 1.335,99 per ounce. Ini setelah merosot ke posisi terendah US$ 1,329.55 per ounce, terendah sejak 27 Juli . Sementara harga emas AS untuk pengiriman Desember turun 0,2 persen menjadi US$ 1.341,30 per ounce.

Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, dan peningkatan dolar. "The Fed tidak menaikkan suku secepat yang kami harapkan, kondisi lingkungan makro masih menguntungkan untuk emas," kata Analis Pertambangan Deutsche Bank Frank Nganou.

Nilai tukar dolar AS menguat terhadap yen, di tengah taruhan jika kenaikan suku bunga AS bakal terjadi pada akhir tahun ini.

"Laporan nonfarm payrolls pada minggu lalu telah memperkenalkan ketidakpastian pada pasar emas," menurut laporan Allocated Bullion Solutions yang menargetkan harga emas bisa mencapai US$ 1.500 pada akhir 2016.

Sementara logam mulia lainnya, harga perak naik 0,25 persen menjadi US$ 19,71 per ounce setelah mendekati posisi terendah dalam dua minggu di posisi US$ 19,56. Harga sempat jatuh 3 persen pada hari Jumat. Sedangkan harga Platinum naik 0,7 persen menjadi US$ 1.150,2, dan paladium naik 07 persen pada US$ 694,50.(Nrm/Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya