Respons Menpora soal Perak Kedua dari Eko Yuli

Ini jadi medali ketiga Eko Yuli di ajang Olimpiade.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 09 Agu 2016, 07:46 WIB
Eko Yuli Irawan (REUTERS/Yves Herman)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Indonesia sukses menambah pundi-pundi medali di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Lagi-lagi medali Indonesia disumbangkan atlet angkat besi. Terkini, medali perak dipersembahkan Eko Yuli Irawan di kelas 62 kg.

Angkat besi memang layak dijadikan sebagai cabang unggulan Indonesia dalam ajang multievent. Mereka selalu membuktikan kontribusinya kepada Indonesia dalam ajang multievent. Bahkan, mereka sudah dijadikan sebagai lumbung medali Indonesia di Olimpiade.

Koleksi perak terbaru angkat besi diraih Eko Yuli saat beraksi pada kelas 62 kg di Riocentro, Rio de Janeiro, Selasa (9/8/2016) pagi WIB. Dengan total angkatan snatch 142 kg dan clean and jerk 170 kg, Eko Yuli hanya terpaut 6 kg dari peraih emas.

Meski begitu, masyarakat Indonesia tetap patut berbangga dengan pencapaian Eko Yuli. Berkat sumbangsihnya, Eko Yuli mampu menyumbangkan medali kedua buat kontingen Indonesia di Olimpiade 2016. Ucapan selamat pun langsung mengalir dari Menpora Imam Nahrawi.

"Bravoooo Eko Yuli Irawan! Medali perak kedua untuk Indonesia di #Rio2016 #IndonesiaBisaEmas," kicak Menpora di akun Twitter @imam_nahrawi.


Sempat 2 Kali Gagal

Tak mau ketinggalan, akun Twitter @KEMENPORA_RI juga memberikan ucapan selamat. "Indonesia berhasil raih perak melalui cabang #weightlifting a/n Eko Yuli Irawan. Go #INA Go!! #IndonesiaBisa Emas."

Saat berlaga di babak utama, dua lifter yang menjadi pesaing terberatnya adalah Oscar Figuero (Kolombia) dan Farkhad Kharki (Kazakhstan). Sayang, Eko Yuli dua kali gagal di angkatan snatch dan dua kali gagal di angkatan clean and jerk.

Jika itu tak terjadi, bukan tidak mungkin lifter Indonesia berusia 27 tahun itu mampu menggondol emas. Meski begitu, Eko Yuli sudah membuktikan konsistensinya di Olimpiade. Ini adalah medali ketiga Eko Yuli di Olimpiade setelah perunggu pada 2008 dan 2012.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya