Liputan6.com, Jakarta Jadwal latihan gabungan antara Paskibraka dengan TNI AU, TNI AL, TNI AD, Polri, Polda, dan Paspampres harus mundur 30 menit lantaran hujan turun cukup deras pada Senin pagi (8/8/2016). Anggota Paskibraka yang sudah siap sejak pukul 05.30 harus menunggu di ruang makan sembari sarapan. Sementara ratusan personel lain berteduh di teras dan ruang tamu Wisma-D sampai Wisma-F PP-PON Menpora, Cibubur, Jakarta Timur.
Latihan gabungan sekaligus latihan pemantapan bagi anggota Paskibraka dipantau langsung oleh Kepala Staf Garnisun Tetap 1 Jakarta Brigjen TNI Yosua Pandit Sembiring dan Koordinator Paskibraka dari Garnisun Mayor Amar. Yosua Pandit Sembiring juga memimpin apel pagi itu.
Advertisement
Latihan gabungan tersebut dibuat mirip seperti upacara detik-detik Proklamasi Republik Indonesia di Istana Negara yang tinggal sembilan hari lagi. Pola latihan gabungan kemarin masih sama seperti hari-hari biasa. Setiap anggota dari masing-masing tim akan mendapat giliran menjadi pembawa baki, pemimpin pasukan, penggerek bendera, kelompok 17, kelompok 8, dan kelompok 45. Penilaian masih terus dilakukan tim Garnisun.
Hujan yang sempat terhenti tiba-tiba turun kembali. "Upacara" yang sudah berjalan sebanyak dua atau tiga sesi harus berhenti sementara waktu menunggu hujan benar-benar reda. Kondisi semacam ini terjadi sebanyak tiga kali sepanjang latihan gabungan kemarin.
Alhasil lapangan jadi berlumpur dan trek anggota Paskibraka menjadi agak licin. Bahkan untuk tim yang melakukan latihan di saat hujan mendadak turun
harus rela basah-basahan dan beban baki sedikit agak berat karena ikut menampung air hujan.
"Hujan bukan penghalang untuk latihan," kata peserta Diklat Paskibraka tingkat nasional 2016 dari Maluku Utara, Kartika Ridwan. "Gerak jadi lebih ringan dan enak," kata Lvana Bianti Lumanga dari Sulawesi Tengah menambahkan.
Sementara yang lain serentak menjawab bahwa latihan gabungan kemarin benar-benar layak disebut gladi kotor. "Ini namanya gladi kotor. Kaos kaki kotor, baju basah, dan sepatu kotor," kata Andrea Nuzulia dari Bangka Belitung.
Begitu juga dengan Gery Yulisan Ramadhan dari Kalimantan Timur yang merasa ia dan timnya mengalami banyak perubahan ke arah yang lebih baik selama latihan gabungan kemarin.
"Kekompakan ayunan tangan dan langkah tegap sudah barengan. Kita juga latihan sudah sembilan hari, seharusnya memang sudah teratur dan kompak banget," kata pemilik hobi basket dan renang dari SMA Negeri 2 Bontang.
Muhammad Rival, calon Paskibraka tingkat nasional 2016 perwakilan DI Yogyakarta, justru mengalami hal yang sedikit berbeda. Ia sedikit tegang dan sedikit grogi. Namun, ia mengerahkan dan memaksimalkan semua materi yang sudah didapat dan dilatih selama sembilan hari ini, meski mengalami sedikit kendala karena hujan.
"Kalau dari badan kami bisa menyesuaikan. Tapi trek menjadi agak licin dan langkah kami agak terhambat gara-gara lumpur," kata Rival.
Rival dan timnya sempat "ditegur" pelatih karena dianggap terlalu cepat puas sehingga terlihat ada muncul rasa bangga hati dari masing-masing orang. Yang ujung-ujungnya di akhir latihan dianggap mengalami sedikit penurunan, tidak sebagus di sesi pertama.
"Kalau kelebihan tim saya, kami jauh lebih semangat dari hari-hari biasa. Kurangnya, tadi sempat timbul sedikit rasa sombong yang membuat kami jatuh di akhir latihan. Dari situ pelatih berpesan agar kami jangan cepat berpuas diri," kata Rival dari SMA Negeri 1 Wates.