Liputan6.com, Rio de Janeiro- Lingkaran merah kehitaman di pundak dan punggung perenang Amerika Serikat Michael Phelps begitu kentara di ajang Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Lingkaran tersebut bukanlah luka, namun bekas menjalani terapi kop.
Sebelum Olimpiade, atlet renang gaya kupu-kupu pria 200 meter ini ternyata sudah biasa menjalani terapi kop. Lalu pada beberapa hari sebelum bertanding ia sengaja lakukan terapi alternatif asal China ini.
Advertisement
"Aku sudah biasa melakukan terapi ini. Namun sebelumnya tidak meninggalkan bekas seperti ini. Kemarin aku meminta jalani terapi kop karena sedikit sakit dan berlatih begitu keras," kata Phelps.
Phelps mengetahui terapi koping sejak 2014 dari pelatih kekuatan, Keenan Robinson. Pada 2015, Phelps mulai lebih keras berlatih jelang Olimpiade Rio. Ia pun merasakan terapi kop mempercepat pemulihan dan meringankan otot-ototnya yang kaku.
"Saya tidak mengatakan ini cara paling tepat percepat pemulihan. Tapi ini membuatnya mampu berlatih lebih baik," kata Robinson.
Selain Phelps, beberapa atlet lain seperti perenang Amerika Serikat, Chase Kalis dan Dana Volmer juga melakukan terapi kop saat Olimpiade Rio. Lalu atlet Natalie Coughin dan Alex Naddour juga melakukan hal sama.
Lalu benarkah terapi kop mampu membuat pemulihan lebih cepat? Beberapa dokter mengatakan tidak ada cukup bukti akan hal tersebut seperti dikutip laman Time, Selasa (9/8/2016).
Berdasarkan peninjauan terhadap 550 studi klinis, sebagian besar studi mengungkapkan potensi manfaat terapi kop pada mereka yang alami nyeri. Dan tidak ada studi yang mengungkapkan keburukan terapi asal Cina ini.
Lalu studi yang diterbitkan pada Januari 2016 menyebutkan terapi kop ini mampu mengurangi nyeri muskulosketal. Namun tetap dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui bukti lebih lanjut.