6 Misteri di Balik Sang Saka Merah Putih

Sang Saka Merah Putih merupakan buah karya Ibu Negara Fatmawati Sukarno yang dijahit dengan tangannya sendiri.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 09 Agu 2016, 18:59 WIB
Se-Tanah Air dipastikan merinding melihat pengibaran Sang Saka Merah-Putih saat merayakan kemerdekaan ini

Liputan6.com, Bengkulu - Bendera Merah Putih bukan sekadar secarik kain berwarna merah dan putih. Air mata dan darah tumpah hingga kita bisa mengibarkan benda itu dengan leluasa seperti sekarang ini.

Dan di balik helai demi helai benang yang menyusun Sang Saka, ada sejumlah misteri tersimpan yang jarang diketahui khalayak. Salah satunya adalah soal bahan yang dipakai Fatmawati Sukarno untuk membuat bendera pertama tersebut.

Kabarnya, bahan itu merupakan bahan terbaik milik ibunda Megawati Soekarnoputri tersebut. Tak cuma itu, masih ada sederet misteri lain di balik Sang Saka Merah Putih.

Berikut merupakan enam fakta tentang Merah Putih yang dikibarkan pertama kali pada saat Proklamasi,17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta:

1. Jahitan Tangan

Sang Saka Merah Putih merupakan buah karya Ibu Negara Fatmawati Sukarno yang dijahit dengan tangannya sendiri. Seorang kerabat dekat Fatmawati di Bengkulu, Razianova Gaffoer, menuturkan Fatmawati menyatukan bahan kain berwarna merah dan putih berukuran 276x200 sentimeter hanya menggunakan benang dan jarum jahit saja.

"Karena saat itu terburu-buru, Ibu Fatmawati mempersiapkan dengan bahan apa adanya," tutur Razianova di sela sela diskusi kebangsaan "Menuju Satu Abad Indonesia Merdeka" di kediaman Fatmawati di Bengkulu, Senin, 8 Agustus 2016.

2. Dijahit Tengah Malam

Sang Saka Merah Putih dijahit dalam kondisi yang sangat sulit. Menurut Razanova, Fatmawati menjahit bendera setelah kedatangan Bung Karno dari Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, pada tengah malam 15 Agustus 1945.

Keduanya lalu segera mempersiapkan upacara Proklamasi pada tanggal 17 Agustus.


Kain Wol

3. Kain Wol

Merah Putih yang dikibarkan saat Proklamasi 17 Agustus 1945 berbahan dasar kain wol serta merupakan pemberian seorang petinggi pasukan Inggris. Bahan itu dibawa Fatmawati ketika diantar orangtuanya ke Jakarta pada 1 Juni 1943.

Bengkulu merupakan wilayah yang dikuasai bangsa Inggris dan ditukar dengan Singapura oleh Belanda pada awal abad ke-19.

Menurut Razianova Gaffoer, dua lembar kain yang dijahit itu merupakan bahan dasar koleksi terbaik milik Fatmawati. "Bahan itu disimpannya di lemari pakaian pribadi, karena merupakan kain koleksi terbaik milik keluarga Fatmawati," tutur Razianova.

4. Berkibar 32 Tahun

Merah Putih buatan Fatmawati hanya dikibarkan selama 32 tahun. Itu pun pada saat upacara kemerdekaan RI di Istana Negara saja.

Karena kondisi yang sudah tidak memungkinkan, maka pemerintah memutuskan sejak 1969, Sang Saka hanya berstatus mendampingi bendera duplikat saja ketika dilakukan pengibaran bendera Merah Putih.


Sobekan

5. Sobekan

Kondisi Sang Saka Merah Putih saat ini terdapat sobekan di dua ujung, pada ujung berwarna putih terdapat sobek berukuran 12x42 sentimeter dan pada ujung warna merah terdapat sobek berukuran 15x47 sentimeter.

Selain itu, ada pula beberapa bagian yang bolong karena jamur dan gigitan serangga.

6. Diatur UUD 45  

Sang saka Merah Putih sebagai bendera negara sudah dikukuhkan sejak Indonesia merdeka. Sebutan Merah Putih sebagai bendera pusaka disebutkan dalam Pasal 35 Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

"Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih." Aturan tersebut juga dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya