Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) mendapat penugasan membangun infrastruktur gas bumi berupa pipa gas bumi dari pipa West Natuna Transportation System ke Pulau Pemping, Kepulauan Riau.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, pipa tersebut sepanjang 5 Kilometer (Km) dengan diameter 16 inchi, dengan kapasitas 120 mmscfd.
Pipa itu akan memasok gas 40-90 mmscfd ke Pulau Pemping kemudian akan diteruskan dengan pipa yang sudah dibangun ke pulau Batam, dengan begitu dapat memperkuat ketahanan energi di Batam.
"Pipanya sepanjang 5 Km, dengan capex (capital ex) US$ 89 juta," kata Wirat, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Baca Juga
Advertisement
Wiratmaja melanjutkan, pipa tersebut merupakan cabang dari pipa WNTS ukuran 28 inch dengan kapasitas 430 mmscfd yang mengalirkan gas 325 mmscfd. Pipa itu yang mengalirkan gas dari lapang Gajah Baru Natuna ke Singapura. Namun, ada cabang tersebut tidak menurunkan pasokan gas ke Singapura.
"Singapura tidak pengaruh karena masih sesuai target kita punya alokasi 40-90 mmscfd ke Batam," tutur Wirat.
Penugasan tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 6105 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan Kepada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Dalam Pembangunan dan Pengoperasian Pipa Gas Bumi dari Pipa West Natuna Transportation ke Pulau Pemping, Kepulauan Riau.
Dalam aturan ini dinyatakan, Menteri ESDM menugaskan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk melaksanakan pembangunan dan pengoperasian pipa gas bumi dari pipa West Natuna Transportation ke Pulau Pemping, Kepulauan Riau beserta infrastruktur pendukungnya. Penugasan ini menggunakan anggaran PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Wiratmaja mengungkapkan, PGN ditunjuk membangun pipa tersebut, karena dinilai tepat sebagai badan usaha yang bisa menerapkan open acces pada pipa.
"Opsi pembangunan ini satu dibangun PLN Premier yang punya WTNS ini, kalau PLN harus dedicated hanya untuk pembangkit di Tanjung Uncang hanya boleh melewati gas PLN, kalau dibangun premier akan habis 2028 tol feenya lebih tingi. Kita tawarkan bada usaha open access PGN lebih murah dari premier, feenya sesuai aturan BPH Migas," tutur Wiratmaja. (Pew/Ahm)