Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia telah kembali aktif selama 39 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, pasar modal Indonesia masih menghadapi tantangan untuk mendorong investor terutama investor lokal investasi di pasar modal.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor masih di kisaran 492 ribu hingga Juni 2016. Angka ini masih jauh dibandingkan jumlah rekening di bank. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jumlah rekening mencapai 184,17 juta hingga Juni 2016.
Jumlah single investor id (SID) atau identitas tunggal bagi investor tercatat 434.844 hingga Desember 2015 atau naik sekitar 15,99 persen dari posisi Desember 2014 sekitar 365.303. Jumlah SID pun tercatat 492.557 ribu hingga Juni 2016 atau naik sekitar 13,27 persen dari posisi Desember 2015 di kisaran 434.844.
Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Susy Meilina menuturkan Indonesia agak terlambat untuk sosialisasi dan edukasi investasi di pasar modal Indonesia. Selain itu, ketimpangan kesenjangan masyarakat Indonesia masih tinggi. Padahal menurut Susy, daya beli masyarakat Indonesia harus meningkat agar dapat menyisihkan dana untuk investasi.
Baca Juga
Advertisement
Karena itu, Ia menilai untuk meningkatkan jumlah investor di pasar modal menjadi tugas semua pihak, dan bukan hanya regulator. Perusahaan efek pun juga perlu memberikan sosialisasi dan edukasi sehingga dapat meningkatkan jumlah investor ritel. Dengkah langkah itu, Susy menuturkan investor lokal di pasar modal Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"PR semua pihak. Ini masa lalu. Perhatian ke investor yang sudah dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan literasi keuangan. Meski agak telat, namun yang sudah dilakukan lebih baik," ujar Susy saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (10/8/2016).
Hal senada dikatakan Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya. Ia mengatakan pertumbuhan investor memang masih kurang di pasar modal Indonesia karena kurangnya kesadaran berinvestasi. Karena itu perlu meningkatkan kesadaran investasi untuk menggenjot jumlah investor.
"Itu (kesadaran investasi) yang perlu ditanamkan sehingga kesadaran investor meningkat," kata William.
Ia menambahkan, edukasi dan sosialisasi mengenai instrumen investasi di pasar modal pun perlu ditingkatkan sehingga investor juga dapat bertumbuh. Tak hanya itu, ada pelaksanaan pengampunan pajak atau tax amnesty, menurut William juga menjadi momen untuk meningkatkan investasi di pasar modal.
Meski demikian, investor domestik atau lokal sudah mendominasi untuk nilai perdagangan saham. Tercatat nilai perdagangan investor domestik mencapai 56 persen atau sekitar Rp 509,3 triliun sepanjang tahun berjalan 2016. Sedangkan investor asing sekitar 44 persen atau sekitar Rp 400,7 triliun.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menuturkan ada peningkatan nilai perdagangan saham oleh investor lokal terutama di saham lapis kedua. Akan tetapi, investor lokal, menurut Satrio juga sudah masuk untuk akumulasi saham unggulan atau kapitalisasi besar.
"Saham-saham berkapitalisasi besar antara lain PT Astra International Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk masih pilihan asing, sisanya pemodal lokal. Kalau dari sisi transaksi asing masih mendominasi tetapi frekuensi lebih dominan lokal," jelas Satrio.
Satrio juga menekan pentingnya untuk meningkatkan edukasi dan sosialisasi mengenai investasi di pasar modal kepada masyarakat. Apalagi dengan jumlah investor yang masih sekitar 490 ribu, Satrio menilai sektor keuangan terutama pasar modal Indonesia masih menarik.
William juga mengatakan, agar investor lokal juga tidak kehilangan momen untuk mendapatkan manfaat di pasar modal Indonesia. Apalagi investor asing terus masuk ke pasar modal Indonesia. Berdasarkan data transaksi BEI, total dana investor asing yang masuk ke pasar modal Indonesia mencapai Rp 34,15 triliun.
Aliran dana investor asing ini juga mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tercatat kinerja IHSG salah satu yang positif pada 2016. Tercatat kinerja IHSG tumbuh 18,45 persen secara year to date ke level 5.440,29 pada penutupan perdagangan saham Selasa 9 Agustus 2016. Kapitalisasi pasar saham Indonesia pun sempat sentuh level Rp 5.880 triliun pada 8 Agustus 2016. (Ahm/Ndw)